Memilih dengan tepat tentang Kerapatan Tanam atau Stand per Hectare (SPH) adalah sebuah keputusan penting yang akan memberikan dampak jangka panjang, terutama yang berkaitan dengan produktifitas. Kebijakan tentang Kerapatan Tanam ini berada pada Pimpinan.
KERAPATAN TANAM YANG DIREKOMEDASIKAN
A. Lahan Datar hingga Bergelombang
TERRAIN/JENIS TANAH SPH
a) Coastal Clay dan Alluvium 136
b) Coastal Clay 148
c) Podsolic 148
d) Podsolic ada problem Ganoderma 160
d) Marginal inland dan Peat Soil 148 – 160
e) Marginal inland dan Peat Soil (Ganoderma) 160
B. Lahan Berbukit 148 - 160
C. Gambut 148
Jumlah populasi tanaman per satuan luas ditentukan oleh beberapa faktor
(1) jarak tanam yang digunakan,
(2) model jarak tanam yang digunakan.
Misalnya pada penanaman kelapa sawit dengan jarak tanam 9 x 9 meter, akan memiliki jumlah populasi tanaman yang berbeda bila model jarak tanam yang digunakan berbeda (segitiga sama sisi atau persegi empat).
Model Tanam Segitiga Sama Sisi :
Bila tanaman Kelapa Sawit ditanam dengan jarak tanam 9 x 9 meter dengan model tanam segitiga sama sisi. Maka populasi tanaman per hektar (10.000 m2) dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Gambar segitiga sama sisi, dengan panjang masing-masing sisi = 9 m (ABC)
2. Tarik garis lurus ke bawah dari sudut B tepat ditengah-tengah panjang sisi AC
3. Hitung tinggi segitiga ABC (atau panjang BE) dengan rumus phytagoras AB2 = AE2 + BE2
4. Hitung luas segitiga ABE dengan rumus = (1/2 x AE x BE)
5. Hitung luas jajaran genjang (ABDC) = 4 x luas ABE
6. Populasi tanaman kelapa sawit = (10.000 m2) / (luas jajaran genjang ABDC)
Hasil perhitungan :
Luas segitiga ABE = (1/2 x 4,5 m x 7,79 m) = 17,54 m2
Luas Jajaran genjang ABDC = 4 x 17,54 m2 = 70,15 m2
Populasi Tanaman Kelapa Sawit per Hektar = (10.000 m2) / (70,15 m2) = 143 tanaman
Dimana :
a : Jarak tanam
b : Jarak antar baris yang akan dicari
Rumus :
Perhitungan :
Luas Areal : 1 Ha
Jarak Tanam : 9m x 9m X 9m
1. MENENTUKAN JARAK TANAM
Intensitas cahaya matahari yang optimum yang diperlukan oleh tanaman bervariasi menurut jenis tanamannya. Intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran merupakan salah satu yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan morfologi. Tanaman yang terlindung pertumbuhannya akan meninggi (etiolasi), habitusnya rendah dan lemah. Jumlah daun sedikit dan bunga betina berkurang.
Populasi per hektar yang terlalu padat lama kelamaan produksinya akan menurun, karena selain kompetisi dalam pengambilan unsur hara juga terjadi tumpang tindih pelepah sehingga intensitas dan kualitas sinar matahari yang diterima kurang optimum dan ini mengurangi luasan asimilasi (fotosintesis).
Dengan demikian maka pengaturan jarak tanam amatlah penting. Untuk kelapa sawit jenis Tenera D x P populasi per hektar = 143 pokok, semula merupakan jarak tanam yang optimum, namun ternyata dari hasil percobaan para ahli dari Marihat pada umur 8 tahun pelepah sudah mulai over laping dan pengaruh terhadap perkembangan produksi.
Untuk mencegah dan mengatasi timbulnya pengaruh intensitas dan kuantitas sinar matahari maka diperlukan jarak tanam dan arah barisan tanam. Jarak tanam pada kelapa sawit pada umumnya dibuat segitiga sama sisi (triangular). Sedangkan arah barisan tanaman mengarah dari Utara ke Selatan sehingga pendistribusian sinar matahari dari arah timur cukup banyak untuk setiap tanaman.
2. RUMUS MENCARI POPULASI/HA.
Untuk mencari populasi/ha digunakan rumus sebagai berikut :
Populasi/ha = 10.000 m2 : (a x 1/2 av3)
Keterangan :
a = jarak tanam
No comments:
Post a Comment