Create Your ad Here

Saturday, 20 September 2014

Pembibitan Kelapa Sawit

Penanaman kelapa sawit harus dengan perencanaa yang matang karena sekali salah menanam maka efeknya bisa 25 tahun. Bibit kelapa sawit yang unggul diperoleh dari pemilihan varietas yang unggul, pembelian benih bersertifikat, penanaman, dan pemeliharaan yang baik.

Pembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan. Pembibitan satu tahap berarti kecambah kelapa sawit langsung ditanam di polibag besar atau langsung di pembibitan utama (main nursery). Metode pembibitan single stage atau pembibitan satu tahapan dimana benih langsung ditanam pada large bag berukuran 40 cm x 50 cm (tebal 0.2 mm) di lapangan. Pada awalnya jarak antar large bag diletakkan saling berdekatan dan ketika bibit berumur 3 bulan baru diletakkan berjauhan dengan jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm. 
Pembibitan Kelapa Sawit

Pembibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan awal (pre nursery) terlebih dahulu menggunakan polibag kecil serta naungan, kemudian dipindahkan ke main nursery ketika berumur 3-4 bulan menggunakan polibag yang lebih besar (Dalimunthe, 2009). Metode pembibitan dengan tahapan pre nursery selama 3 bulan dan main nursery selama 9 bulan. Pada tahapan pre nursery kecambah ditanam pada baby bag berukuran 14 cm x 23 cm (tebal 0.1 mm) di bedengan dan ketika berumur 3 bulan bibit dipindahkan menuju main nursery dengan mengganti polybagnya dengan tipe large bag.

Pembibitan dua tahap (double stage) lebih banyak digunakan dan memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pembibitan satu tahap. Jika menggunakan pembibitan dua tahap, luasan pembibitan menjadi lebih kecil dan memungkinkan untuk dibuat naungan. Keuntungan lainnya, penyiraman menjadi mudah, jadwal pemupukan menjadi mudah, dan bibit terhindar dari penyinaran matahari secara langsung sehingga risiko kematian tanaman menjadi kecil. Jika menggunakan pembibitan satu tahap (langsung menggunakan polibag besar), luas areal yang dibutuhkan cukup besar dan penggunaan naungan tidak efektif. Selain itu, proses penyiraman dan pengawasan menjadi lebih sulit karena tidak semua tanaman dapat dipantau (Dalimunthe, 2009).

Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengelola suatu pembibitan kelapa sawit, diantaranya:

Umur bibit yang dapat ditanam di areal pertanaman :

No
Uraian
Usia/bln
Keterangan
1
Paling Muda
8
-
2
Ideal
12
-
3
Paling Tua
24
Untuk daerah yang rawan hama gajah, babi, tikus dan  Landak

Pemilihan Lokasi pembibitan harus mempertimbangkan :
  • Tanah/arealnya rata/datar. Jika areal datar tidak diperoleh dapat juga digunakan areal bergelombang atau berbukit namun perlu dibuat teras-teras yang disesuaikan dengan kemiringannya asal saja jaringan penyiramannya mampu mencapai tempat tertinggi atau terjauh.
  • Dekat dengan sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun. Bibit perlu disiram 2 kali sehari jika tidak turun hujan yaitu dari pagi sampai pukul 11.00 wib siang dan sore mulai pukul 16.00 wib. Bibit memerlukan banyak air yaitu 0,25 – 2 liter tergantung dari umur dan kondisi bibit. Air harus bersih dan tidak beracun.
  • Dekat dengan areal yang akan ditanami jika mungkin ditengah lokasi untuk mengurangi biaya angkutan bibit.
  • Drainasenya baik/arealnya tidak tergenang
  • Aman dari gangguan hama berupa binatang besar maupun serangga, dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi
  • Dekat dari sumber tanah untuk pengisi kantong plastik (top soil) karena tiap kantong besar membutuhkan 20-25 kg tanah
Pembibitan Kelapa Sawit

Kebutuhan dan Pengadaan Bibit
  • Kebutuhan bibit/kecambah sebanyak 140% dari jumlah yang akan ditanam.
  • Perhitungannya adalah : 
No
Uraian
% Tase
1
Seleksi kecambah                  
2,5%
2
Seleksi di pembibitan awal      
10%
3
Seleksi di pembibitan utama   
15%
4
Cadangan penyisipan 
5%

Kebutuhan Kecambah
  • Kebutuhan kecambah = 100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95 = 1,40 x jumlah pohon/ha
  • Kerapatan 130 ph/ha (9,4 m) diperlukan kecambah 180/ha
  • Kerapatan 143 ph/ha (9,0 m) diperlukan kecambah 200/ha
  • Sistem tanam segitiga sama sisi
  • Kecambah dibeli 12 bulan sebelum rencana penanaman. Bila rencana penanaman dalam jumlah banyak, pemesanan sebaiknya bertahap sesuai dengan fasilitas dan tenaga yang ada.
  • Untuk tempat yang agak jauh dari sumber benih, pengangkutan agar diusahakan dengan cargo (angkutan) udara
  • Benih yang sudah diterima agar ditempatkan di tempat yang teduh kemudian segera ditanam karena paling lama hanya dapat bertahan 3-5 hari dari tempat penghasil benih
  • Standard kebutuhan per ha pembibitan tenaga kerja : 5 – 6 hk per hari
  • Kebutuhan benih dan luas pembibitan : 
Luas areal yang akan Ditanami (ha)
Kebutuhan Benih
Luas Pembibitan awal (ha)
Bibit ke Pembibitan utama
Luas Pembibitan utama (ha)
Bibit Yang Akan Ditanam ke Lapangan
500
90.000
0.2
81.000
6
68.850
1000
180.000
0.4
162.000
12
137.700
1500
270.000
0.5
243.000
17
206.650
2000
360.000
0.7
324.000
23
275.400
2500
450.000
0.9
405.000
29
344.250
3000
540.000
1.0
486.000
35
413.100
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Keterangan :
  • Perhitungan tersebut menggunakan standar seleksi di pembibitan awal 10% dan pembibitan utama 15%
  • Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan awal sebanyak 500.000 polibag dan pembibitan utama ± 14.000 polibag
Penyiraman Bibit
Sistem penyiraman yang harus digunakan perlu dipertimbangkan :
  • Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama atau berapa tahun akan digunakan. Jika penggunaannya cukup lama atau akan digunakan lebih dari 5 tahun mungkin pemakaian sprinkler akan lebih menguntungkan karena akan memperkecil biaya penyusutan dari instalasinya. Demikian pula dengan luasnya, luas hendaknya sesuai dengan kapasitas pompa yang akan digunakan.
  • Bagaimana dengan keadaan areal pembibitan tersebut apakah rata atau bergelombang. Rata dengan sprinkler lebih baik, bergelombang dengan semi mekanis akan lebih murah dimana dapat memanfaatkan tenaga gravitasi. Cara ini dilakukan dengan membangun bak penampung ditempat yang tertinggi dan baru dialirkan ke tempat yang lebih rendah
  • Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan. Jika cukup dekat penggunaan sprinkler mungkin cukup baik. Jika terlalu jauh maka perlu pertimbangan lain apakah pompa yang digunakan mampu.
  • Bagaimana dengan persediaan tenaga yang ada. Penggunaan sprinkler memerlukan tenaga kerja yang lebih sedikit 4.000 bibit/hk sedangkan secara manual 2.500 bibit/hk
  • Berapakah debit air yang ada terutama pada musim kemarau. Untuk 1 ha dibutuhkan lebih dari 77 m3/hari (bibit saja 2,5 liter/hari, sisanya untuk peresapan dan pengaliran di permukaan)

No comments:

Post a Comment