Dalam pengertian sehari-hari istilah pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Sedang pemupukan adalah penambahan bahan tertentu kedalam tanah agar tanah tersebut menjadi subur. Oleh karena itu pemupukan pada umumnya diartikan sebagai penambahan zat hara suatu media tertentu untuk dipergunakan pada organisme tertentu dalam pertumbuhannya. Dalam arti luas pemupukan sebenarnya adalah penambahan bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah
Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk.
Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang disebutkan di atas hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara tanaman yaitu nitrogen. Pemupukan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan produktivitas tanaman. Ketersediaan pupuk secara tepat dosis dan tepat waktu sering menjadi masalah bagi pekebun kelapa sawit. Dalam hal ini pemakaian pupuk majemuk merupakan salah satu alternatif untuk menjamin penyediaan seluruh hara secara tepat waktu dan seimbang di dalam tanah.
Kelapa sawit memerlukan pemupukan baik pada tahap pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM), maupun tanaman menghasilkan (TM). Tanaman kelapa sawit memerlukan pupuk dalam jumlah yang tinggi, mengingat bahwa 1 ton TBS yang dihasilkan setara dengan 6,3 kg Urea, 2,1 kg TSP, 7,3 kg MOP, dan 4,9 kg Kiserit.
Tanaman yang tidak dipupuk satu kali dapat berakibat penurunan produksi tanaman hingga beberapa tahun. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemupukan dapat meningkatkan produksi antara 6‐11% (Foot et al, 1987), 0‐35% (Gurmit, 1989), 5‐92% (Dolmat et al,1989). Beragamnya pengaruh pemupukan terhadap produktivitas tanaman tersebut oleh beragamnya jenis tanah, umur tanaman, kondisi iklim dan tingkat pengelolaan kultur teknis yang diterapkan oleh pekebun.
Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung bahan lain, yaitu:
Dalam praktek perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan dalam pupuk antara lain ialah:
- Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan kadar hara tanaman utama (N,P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang dinyatakan dalam prosen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk Rustika Yellow 15-10-12 berarti kadar N 15%, P2O5 10% dan K2O 12%.
- Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer ialah perbandingan unsur N,P dan K yang dinyatakan dalam N total, P2O5 dan K2O merupakan penyederhanaan dari grade ferilizer. Misalnya grade fertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya 4:3:5.
- Mixed ferilizer atau pupuk campur ialah pupuk yang berasal dari berbagai pupuk yang kemudian dicampur oleh pemakainya. Misalnya pupuk Urea, TSP dan KCl dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai dengan mutu yang diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mempunyai dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari pabriknya.
Waktu Pemupukan
- Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun >60 mm/bln. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
- Pupuk Dolomit dan RockPhospat (RP) atau TSP diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP dan Urea/ZA.
- Jarak waktu penaburan dolomit/rp dengan Urea / ZA minimal 2 minggu.
- Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu dua bulan.
Kisaran dosis dan frekuensi pemupukan kelapa sawit TBM pada umur tertentu
Kisaran dosis dan frekuensi pemupukan kelapa sawit TM
Proses Hilangnya pupuk pada tanaman sawit
Kebutuhan Pupuk Pada Tanaman Sawit
a. Cara Pemupukan
- Pemupukan dilakukan dengan sistem tebar dan sistem benam (pocket).
- Pada sistem tebar, pupuk ditebarkan di piringan pada jarak 0,5 m hingga pinggir piringan pada tanaman muda, dan pada jarak 1 - 2,4 m pada tanaman dewasa.
- Pada sistem pocket, pupuk diberikan pada 4 - 6 lubang pada piringan di sekeliling pohon. Kemudian lubang ditutup kembali. Sistem pocket disarankan pada areal rendahan, areal perengan, ataupun pada tanah pasiran yang mudah tercuci/tererosi.
- Pada tapak kuda, 75% pupuk diberikan pada areal dekat tebing. Untuk mengurangi pencucian, pupuk ini sebaiknya diaplikasikan dengan sistem pocket.
b. Berdasar alat yang digunakan, pemupukan dapat dilakukan secara manual, mekanis, maupun dengan pesawat terbang.
- Pemupukan manual paling umum dan mudah dilakukan
- Pemupukan mekanis menggunakan alat (traktor) penebar pupuk untuk areal yang relatif rata. Cara ini banyak diterapkan karena sulitnya memperoleh tenaga kerja pemupuk.
- Aerial spraying sesuai untuk aplikasi pupuk pada areal yang sulit terjangkau dan daerah yang sulit memperoleh tenaga kerja.
Sebelum melakukan aplikasi pupuk ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu persiapan areal kebun yang akan dipupuk dan persiapan pupuk.
1. Persiapan areal yang akan dipupuk
- Piringan tanaman kelapa sawit harus dalam keadaan bersih, lebar 2 meter, dan bebas dari genangan air
- Pembenahan piringan, pasar pikul, rorak, tapak kuda, tapak timbun, dll.
- Penghancuran pupuk yang menggumpal
- Takaran pupuk dibuat per jenis dan dosis pupuk. Sapu lidi pendek (15 cm) berbentuk kipas untuk penebaran pupuk
- Luas areal yang dipremikan maks. 30% areal pemupukan pada hari itu
2. Persiapan pupuk : kebutuhan jenis & dosis pupuk, dan jumlah pohon, tenaga penebar, pengecer, pengangkut pupuk dan transportasi pupuk ke lapangan.
No comments:
Post a Comment