Create Your ad Here

Saturday, 13 September 2014

Defisiensi Unsur Hara Kelapa Sawit : Penyebab dan Pencegahannya

Unsur hara yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah terdiri dari 13 unsur mineral atau sering disebut dengan unsur hara esensial. Unsur hara ini sangat dibutuhkan oleh tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan dengan unsur lain. Jika jumlahnya kurang mencukupi, terlalu lambat tersedia, atau tidak diimbangi oleh unsur-unsur lain akan menyebabkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit terganggu

Dari ketiga belas unsur yang diperoleh dari dalam tanah, enam unsur diantaranya diperlukan tanaman dalam jumlah lebih besar atau yang sering disebut dengan unsur makro, yang terdiri dari Nitrogen (N), fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S). Tujuh unsur lainnya diperlukan tanaman dalam jumlah relative lebih kecil atau sering disebut dengan unsur mikro. Unsur ini terdiri dari besi (Fe), Seng (Zn), tembaga (Cu), Mangan (Mn), boron (B), Molibdenum (Mo), dan khlor (Cl).
Setiap jenis tanaman menunjukkan gejala kekurangan unsur hara yang berbeda-beda. Pengamatan yang teliti dilapangan serta bekal pengalaman dan ilmu yang mencukupi akan menghasilkan analisis yang lebih akurat. Menganalisis gejala yang ditunjukkan tanaman adalah cara yang paling cepat dan efisien untuk mengetahui adanya kekurangan unsur hara.

1.   Nitrogen ( N )
Nitrogen sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman pada proses pembentukan protein, sintesa klorofil, dan fotosintesa. Tanaman mengambil nitrogen dari t6anah dalm bentuk nitrate ( NO3-) dan ammonium ( NH4+ ).  
a.   Gejala defisiensi  N.
Gejala dimulai dari pelepah tua yang berwarna hijau pucat sampai kekuningan. Pada tahap selanjutnya tulang daun berwarna orange terang dan orange kecoklatan, tulang anak daun dan hulaian daun mengecil dan menggulung kedalam.
Defisiensi N 
Defisiensi N pada drainase yang buruk

b.   Penyebab defisiensi  N.
Gejala defisiensi N dapat disebabkan oleh:
  • Adanya persaingan yang berat antara tanaman dengan gulma seperti lalang (Impereta cylindrica L.), mikania (Mikania micrantha ) dan pakisan ( ferns ).
  • Kandungan nitrogen dalam tanah yang rendah.
  • Tanah dengan drainase jelek (reduktif) sehingga terjadi proses denitrifikasi (nitrogen hilang dalam bentuk gas N2).

c.   Tindakan pencegahan.
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi N :

  • Mengendalikan secara dini tumbuhan yang bersifat kompetior bagi tanaman kelapa sawit dan melakukan perawatan tanaman kacangan.
  • Memperbaiki drainase.
  • Meningkatkan bahan organik tanah.
  • Meningkatkan ketersediaan nitrogen tanah secara bioteknologi.
  • Mencegah terjadinya aliran permukaan dan erosi.
  • Mengaplikasikan pupuk secara tepat (jenis pupuk, dosis, cara dan waktu aplikasi).
  • Monitoring dengan pengambilan contoh daun.

2. Phosphorus ( P )
Phosphorus berperan dalam metabolisme tanaman, sepert transfer energi adenosine triphosphate ( ADP ), dan adenosine monophosphate ( AMP ). Defiensi P akan mengakibatkan penurunan proses metabolisme yang meliputi terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel, respirasi dan fotosintesa.
Tanaman mengambil phosphorus dalam bentuk ion orthjophosphate ( H2PO4, HPO4,PO43 ).

Sifat Pupuk P dan Jenis Pupuk dengan Kandungan P

a. Gejala defisiensi P.

Identifikasi defisiensi P secara visual sangat sulit karena tidak menunjukan gejala yang khusus didaun.Sebagai indikasi diantaranya adalah : tanaman mengalami pertumbuhan yang terhambat (kerdil) dan pelepah pendek, serta terjadinya penurunan produksi jumlah tandan, berat tandan, dan berat tandan rerata.

b. Penyebab defisiensi P.
Gejala defisiensi P dapat disebabkan oleh beberapa factor.
  • Kandungan P dalam tanah yang rendah.
  • Fiksasi P yang tinggi didalam tanah :
  • Tanah sangat masam sering terjadi ikatan AI-P dan Fe-P.
  • Tanah alkalis sering terjadi ikatan Ca-P.
  • Kandungan bahan organik tanah yang rendah, terutama pada tanah yang top soilnya telah hilang.
  • Aplikasi pupuk P yang tidak tepat dosis, cara dan waktu aplikasi.
c. Tindakan pencegahan.
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi P :
  • Meningkatkan bahan organik tanah.
  • Meningkatkan ketersedian phosphorus dan bioteknologi.
  • Mencegah terjadinya aliran permukaan dan erosi.
  • Mengaplikasi pupuk secara tepat (jenis pupuk, dosis, cara dan waktu aplikasi).
  • Monitoring dengan pengambilan contoh daun.
3. Potassium ( K )
Potassium sangat berperan bagi tanaman terutama dalam mengendalikan proses membuka dan menutupnya stomata, aktivitor enzim, dan meningkatkan transport hasil fotosintesa kebagian penyimpanan ( buah).
a. Gejala defisiensi ( K ).
Gejala defisiensi berupa orange spotting dan confluent orange spotting serta mid crown yellowing dimulai dari pelepah tua.
Gejala orange spotting berupa bercak-bercak berwarna orange yag mengkilat dan meneruskan cahaya pada anak daun.
Dilapangan harus dibedakan adanya gejala confluent corange spotting akibat genetis dan akibat defisiensi K dengan memperhatikan adanya kemampuan untuk meneruskan cahaya matahari.
Gejala mid crown yellowing ditandai dengan berkembangnya gejala nekrosis warna coklat kekuningan yang tidak cerah, bercak kecil yang mengalami klorosis ini berkembang keseluruhan daun yang selanjutnya terbentuk pita berwarna kuning disisi helai daun. Pada gejala defisiensi berat, mid crown yellowing dan confluent orange spotting sering muncul secara bersamaan.
Defisiensi Kalium. Bercak oranye (Confluent Orange Spotting)
Defisiensi Kalium. Bercak oranye (Confluent Orange Spotting)

b. Penyebab defisiensi K.
Gejala defisiensi K dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
  • Kandungan K dalam tanah yang rendah.
  • Tanah dengan reaksi sangat masam : tanah sangat berpasir, tanah gambut, tanah sulfat masam.
  • Tanah berkapur (Ca) maupun tanah mengandung Mg yang tinggi.
  • Aplikasi pupuk K yang tidak tepat dosis, cara dan waktu aplikasi.
Sifat Pupuk K dan Jenis Pupuk dengan Kandungan K
Sifat Pupuk K dan Jenis Pupuk dengan Kandungan K


c. Tindakan pencegahan.
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi K :
  • Meningkatkan bahan organik tanah.
  • Mencegah terjadinya aliran permukaan dan erosi.
  • Mengaplikasi pupuk secara tepat ( jenis pupuk, dosis, cara dan waktu aplikasi).
  • Monitoring dengan pengambilan contoh daun.

4.   Magnesium ( Mg ).
Magnesium merupakan kation divalen berukuran kecil serta memiliki sifat elektropositive yang berperan dalam proses pembentukan klorovil, aktifator enzim dan transfer energi, serta mengendalikan tingkat kemasan ( pH dalam sel).

a.   Gejala defisiensi Mg.
Gejala mulai dari pelepah tua. Pada tahap awal lembaran daun yang berumur lebih tua yang terkena sinar matahari akan berwarna hijau kekuningan. Pada gejala lebih lanjut, daun berubah warna menjadi orange terang, apabila dibiarkan warna daun berubah menjadi coklat dan akhirnya mengering yang dimulai dari sisi helai anak daun.

b.   Penyebab defisiensi Mg.
Gejala defisiensi Mg dapat disebabkan oleh beberapa faktor :

  • Ketidak seimbangan antara Mg dengan nutrisi lainnya (K, NH4 Ca).
  • Kandungan Mg dalam tanah yang rendah.
  • Tanah dengan tekstur pasir, tanah sulfat masam, dan top soil yang tipis atau tererosi (areal belerang).
  • Tanah berkapur (Ca) maupun tanah mengandung K yang tinggi.
  • Aplikasi pupuk Mg yang tidak tepat dosis, cara dan waktu aplikasi.

c.   Tindakan pecegahan.
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi Mg
  • Monitoring dengan pengambilan contoh daun.
  • Meningkatkan bahan organik tanah.
  • Mencegah terjadinya aliran permukaan dan erosi.
  • Mengaplikasikan pupuk secara tepat (jenis pupuk,dosis, cara dan waktu aplikasi). Keseimbangan K/Mg dan Mg/Ca sangat diperlukan dalam pemupukan.
5.  Tembaga (Cu) 

  • Pembentukan klorofil, dan katalisator proses fisiologis tanaman
  • Kekurangan cu menyebabkan mid crown chlorosis (mcc) atau peat yellow.  Jaringan klorosis hijau pucat kekuningan muncul di tengah anak daun muda. Bercak kuning berkembang di antara jaringan klorosis.  Daun pendek, kuning pucat, kemudian mati.
  • Penyebab defisiensi Cu : rendahnya Cu-dd tanah gambut atau pasir, tingginya aplikasi mg, aplikasi N dan P tanpa K yang cukup.
  • Upaya : perbaiki rendahnya K tanah, basahi tajuk dengan 200 ppm CuSO4. 


6.  Boron (B)

  • Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein.
  • Kekurangan B menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh, dan berwarna hijau gelap.  Daun baru memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat rata. 
  • Penyebab defisiensi B : rendahnya b tanah, tingginya aplikasi N, K dan Ca.
  • Upaya : aplikasi 0,1 - 0,2 kg/phn/thn pada pangkal batang. 

7.  Besi (Fe)

  • Berfungsi sebagai aktifator dalam proses fotosintesis dan respirasi
  • Pembentuk beberapa enzim dalam tanaman
  • Penyebab Kekurangan Fe didalam tanah disebabkan oleh kadar Ca, P atau Mn yang terlalu tinggi didalam tanah. Kelebihan Fe juga bisa disebabkan kemasaman (pH tanah) yang rendah
  • Gejala defisiensi pada daun muda berwarna kuning diantara tulang daun, biasanya dipembibitan atau setahun diawal tanam dilapangan.
  • Upaya : menormalkan kondisi Fe dengan  menormalkan pH tanah dengan pemberian kaptan atau kieserite
  • Dalam kondisi normal Fe tidak mudah tercuci dari zona perakaran
  • Memperbaiki aerasi tanah agar penyerapan Fe oleh akar tidak terhambat 






No comments:

Post a Comment