VII. PEMELIHARAAN BIBIT DI NURSERY
Tanya :
7.1. Kapan waktu pemindahan Bibit ke Polybag Besar ?
Jawab :
Ketika Kecambah di pre nursery telah memiliki 4 (empat) helai daun atau kurang lebih 10 hingga 14 minggu setelah tanam, kecambah tersebut sudah menjadi BIBIT yang sudah siap untuk di pindahkan ke polybag besar dan di tata pada Main Nursery. Namun sebelum pemindahan harus dilakukan seleksi dengan membuang kecambah yang abnormal. Kecambah abnormal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) helai daun kecil dan lurus (grassy), b) daun keriting (rolled), dan c) daun melintir (twisted).
Pembibitan Utama - Main Nursery
Bibit dari pre-nursery dipindahkan ke dalam polibag besar warna hitam berukuran 40 x 50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15‐30 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Sebelum bibit ditanam, tanah siram/semprotkan dengan larutan pupuk organik dan probiotik dengan dosis 10 ml campur air 1 liter.
Polibag besar tersebut harus sudah ditata dengan teratur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm. Sebelum transplanting dilakukan, tanah pada polybag besar dikorek tepat ditengahnya hingga berlubang sedalam 25 cm. Penanaman dilakukan dengan membuang polybag kecil dari pre-nursery dan masukan kedalam lubang yang telah dibuat pada polybag besar satu persatu. Segera lakukan penyraman setelah penanaman selesai.
Tanya :
7.2. Bagaimana Cara Menyiram Bibit yang Benar ?
Jawab :
Bibit perlu banyak air, namun jangan disiram ketika matahari terik. Penyiraman yang baik dilakukan pagi dan sore hari.
Apabila tidak tersedia cukup air untuk penyiraman, pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery sebaiknya dilakukan pada musim hujan. Diharapkan bibit sudah cukup kuat ketika musim hujan berakhir.
Tanya :
7.3. Pupuk apa dan kapan dilakukan untuk bibit Kelapa Sawit ?
Jawab :
Kecuali pupuk P, defisiensi (kekurangan unsur hara) dapat diperbaiki dengan aplikasi pupuk daun di main nursery. Pemenuhan kebutuhan pupuk P (misalnya, 300 gram P2O5 per ton tanah) dilakukan diawal yaitu dengan cara mencampurnya dengan tanah yang akan di isi pada polybag besar. Aplikasi pemupukan sebanyak 5 hingga 10 gram N-P2O5 (18-46) per bibit pada minggu ke 3 dan minggu ke 6 setelah transplating dan diikuti dengan pemupukan sebanyak 12 hingga 25 gram N-P2O5-K2O (17-17-17) per bibit dengan interval setiap 3 minggu hingga minggu ke 30.
Tanya :
7.4. Bagaimana Mengendalikan Gulma di Pembibitan ?
Jawab :
Gulma yang tumbuh dalam polybag harus dicabut dengan tangan, herbisida tidak boleh digunakan. Penggunaan herbisida seperti Gramoxon dan Diuron 80 WP hanya untuk pengendalian gulma di tanah di sepetanir polybag, inipun harus dengan penuh ke hati-hatian agar tidak mengenai bibit.
Tanya :
7.5. Bagaimana Pengendalian Hama di Pembibitan ?
Jawab :
Beberapa serangga yang sering menyerang bibit kelapa sawit antara lain adalah Ulat Kantong(bagworm), Ulat Tentara (Armyworm), dan Belalang. Sedangkan jenis vertebrata yang menyerang adalh Tikus. Setiap hari harus dilakukan pengamatan atas adanya hama (Early Warning System) dan hama yang dijumpai harus di identifikasi
dengan benar untuk menentukan tindakan dan pemilihan bahan kimia yang harus di aplikasi.
Hama Di Nursery
HAMA | KERUSAKAN | PESTISIDA | DOSIS |
Red Spider mites (Laba-laba merah) | menyerang bagian bawah daun mengakibatkan bitik bintik di daun | MORESTAN 25 WP MITAC 20 EC ROGOR 40 | 18 gram 18 ml 18 ml |
Cockchafers | dewasanya makan daun dan membuat helai daun berlubang | TAMARON Sp. ORTHENE 75 WP DIPTEREX 95 Sp | 18 ml 25 gram 10 gr/pohon |
Grasshopper ( Belalang) | Dewasanya makan banyak daun dari helai daun hingga tulang daun | TAMARON Sp. ORTHENE 75 WP DIPTEREX 95 Sp | 18 gram 25 gram 18 gram |
Caterpillar (Ulat) | Makan helai daun dan meninggalkan tulang daunnya saja | DIPTHEREX 95 Sp RIPCORD 505 TAMARON Sp | 18 gram 25 ml 18 ml |
Snails (Siput) | Makan helai daun antara vein | METALDEHYDE BAITS (Siputox, Snailkill) | 20 – 30 pellets/sq ft |
Tikus | Merusak hingga ke titik tumbuh | DYRAT MATIKUS KG 22 | - |
Tanya :
7.6. Bagaimana Pengendalian Penyakit Tanaman di Pembibitan?
Jawab :
Bibit dan tanaman muda sering terinfeksi penyakit, terutama jamur. Sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan pada saat bibit telah memiliki 6 (enam) helai daun dengan melakukan penyemprotan fungisida. Penyemprotan selanjutnya hanya dilakukan bila dijumpai adanya gejala serangan dan jenis penyakit yang menyerang sudah di identifikasi dengan benar. Apabila jenis penyakitnya tidak dapat di identifikasi, maka bibit yang terserang harus di isolasi dan di tempatkan terpisah dari bibit yang sehat.
Tanya :
7.7. Bagaimana Cara Seleksi Bibit ?
Jawab :
Setelah berumur 8 bulan, bibit yang normal dan sehat akan tumbuh dengan tinggi mencapai 0,8 – 1 meter dan memiliki helai daun sebanyak 5 - 8 helai, yang mana daun bagian tengah membentuk sudut 45o sementara helai daun lain membentuk sudut 60 o.
Pada saat ini, pemeriksaan dan seleksi harus mulai dilakukan. Bibit yang abnormal tidak boleh ditanam di lapangan karena di sangsikan hanya akan memberikan hasil produksi yang tidak ekonomis.
Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang, dengan ciri-ciri:
a) bibit tumbuh kerdil
b) bibit terkulai
c) anak daun tidak membelah sempurna
b) bibit terkulai
c) anak daun tidak membelah sempurna
d) terkena penyakit
e) jarak anak daun rapat
e) jarak anak daun rapat
f) jarak anak daun lebar dan sebagainya
Rata-rata pembuangan bibit (Culling rates) umumnya berkisar 10 – 15 % . Dan bila culling rates diatas 20 %, petani sebaiknya mencari sumber benih yang lain.
Tanya :
7.8. Kapan Sensus dan Seleksi dilakukan ?
Jawab :
1. Sensus dan Culling dilakukan 4 (empat) rotasi selama periode pertumbuihan kecambah di Nursery.
2. Sensus ke 1 – sekitar 6 minggu setelah tanam di polybag, untuk memastikanpersentase yang hidup
3. Sensus ke 2 – pada 3 hingga 4 bulan setelah tanam di polybag
4. Sensus ke 3 dan ke 4 – setelah 8 bulan tanam di polybag dan pada saat akan dipindah ke lapangan
5. Setiap dijumpai problem pada tiap tahap sensus, harus di catat dengan mengisi format telah disediakan.
No comments:
Post a Comment