Create Your ad Here

Sunday, 5 October 2014

Pengendalian Hama Dan Penyakit Utama di Pre Nursery

Pada prinsipnya pengendalian hama dan penyakit di Pre Nursery bersifat pencegahan yang dilakukan secara rutin setiap minggu sekali. Hal yang terpenting dalam pengendalian hama dan penyakit di Pre Nursery adalah tidak menggunakan semua Fungisida yang mengandung ikatan Tembaga (coper), Air raksa (mercury) dan Timah (tin).
Pengendalian Hama Dan Penyakit Utama di Pre Nursery

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang baik terutama mengurangi kelembaban dan menghilangkan sumber infeksi antara lain:
  • Mengurangi pelindung.
  • Membuang bagian bibit yang sakit dengan pisau yang steril.
  • Bibit yang terinfeksi berat dibongkar dan dibakar.
  • Tanah pengisi kantong plastik harus bebas dari Infeksi hama dan penyakit.
  • Bahan pelindung dipilih yang bebas hama dan penyakit. 
  • Menghindarkan penggunaan bambu untuk pagar pembibitan karena akan menjadi sarang tikus.
Tindakan pemberantasan merupakan salah satu tindakan untuk membasmi hama atau penyakit. Jenis Hama yang umum dijumpai antara lain:
Hama yang umum menyerang Bibit Kelapa Sawit yaitu: Kumbang Malam, kutu daun, tengu, ulat api, ulat kantong, belalang, semut, jangkrik, keong dan tikus. Untuk penanggulangan hama dapat dilakukan dengan penyemprotan Insektisida konsentrasi 0,1 % seperti Matador dan Decis. Penggunaan jenis Insektisida dilakukan secara bergantian untuk menghindari kekebalan terhadap satu jenis Insektisida. Misalnya minggu pertama menggunakan jenis Matador untuk minggu kedua menggunakan Decis. Hama semut dikendalikan dengan menaburkan HCH Powder disekeliling bedengan.

Hama Kumbang Malam (Apogonia) berwarna hitam polos, panjangnya 1,2 cm, tidak berbulu, merupakan hama umum di pembibitan kelapa sawit. Kumbang memakan daun dari tepi anak-anak daun, menyerang terutama pada jam-jam awal malam hari. Pada siang hari kumbang bersembunyi 1-2 cm di bawah permukaan tanah. Tingkat populasi kritis 15 kumbang per bibit.

Pengendaliannya dengan mencari di tanah di dalam atau di luar polybag bibit, penaburan insektisida granuler sebanyak 4-5 g/bibit/bulan, atau penyemprotan dengan insektisida pada malam hari. atau dengan menggunakan perangkap waktu malam hari dengan alat penerang misalnya obor atau senter atau membersihkan areal disekitar pembibitan dari sampah dan rerumputan. 

Bibit muda harus dilindungi dari semut, rayap dan jangkrik. Untuk pencegahannya, taburkan tepung deltametrin di sekeliling tanaman. Serangga pemakan daun yang merusak bibit muda dapat dikendalikan dengan penyemprotan 0,8 hingga 1,0 gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Keong atau siput dikontrol dengan pellet metaldehyde yang ditabur secara acak di sekitar masing masing bed. Serangan Tikus, dikendalikan dengan racun anticoagulant.

Jenis Penyakit yang umum menyerang Pre Nursery:
Penyakit Akar dan Daun yang disebabkan oleh bermacam macam jamur dan cendawan.
Untuk penanggulangannya menggunakan fungisida seperti Zineb, Maneb dengan konsentrasi 200-300 gr per 100 liter air. 

Dalam pemakaian alat semprot perlu diperhatikan agar alat semprot yang digunakan adalah khusus dan jangan dipakai untuk penggunaan lain. Misalnya alat bekas pemakaian herbisida tidak boleh digunakan untuk alat penyemprotan hama dan penyakit.

Penyakit utama di pre nursery yang sering timbul adalah serangan fungi sebagai akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Aerasi yang baik akan mengurangi risiko serangan fungi. Namun, bagaimanapun aplikasi fungisida untuk pencegahan perlu dilakukan dua kali sebulan dengan larutan mancozeb atau chlorothalonil sebanyak 2 gram per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Membuka Naungan
Untuk tujuan aklimatisasi, kecambah perlu mendapat penyinaran matahari penuh, oleh karenanya, setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan total.

Gejala dari setiap jamur penyebab penyakit di bibitan adalah sebagai berikut.

1. Botryodiplodia
Bercak daun dimulai dari ujung daun. Becak-becak kecil dan transparan dan mudah dimonitor dengan penembusan sinar matahari. (Gb 1)
Bahagian tengah dari bercak menjadi kelabu atau coklat gelap kertas dengan banyak titik hitam. mewakili tubuh buah (picnidia) dari jamur tersebut.

2. Culvularia
Mula-mula pathogen ini menyerang daun pupus yang belum membuka atau dua daun yang termuda yang sudah membuka.
Gejala pertama adanya becak bulat kecil, berwarna kuning tembus cahaya, yang dapat dilihat pada kedua sisi permukaan daun. Bercak kecil menjadi membesar tetapi tetap bulat dan warnanya sedikit demi sedikit berubah jadi coklat muda. Pusat becak-becak jadi mengendap. Bahagian becak menjadi coklat tua dikelilingi halo berwarna jingga kekuningan. Dengan infeksi berat daun paling tua akan mengering, menjadi keriting rapuh, namun becak tetap berwarna coklat tua. Penyakit ini dapat menghambat partumbuhan bibit tetapi tidak mematikan bibit. (Gbr 2)

3. Drechslera halodes
Mula-mula timbul pada pupus atau daun pertama yang baru saja membuka, terbentuk becak kecil hijau pucat, lalu menjadi hijau jernih yang dikelilingi halo lebar berwarna hijau kekuningan dan tidak berbatas tegas. (Gb 3) Ditengah bercak dapat dilihat satu titik berwarna coklat. Bercak-bercak ini dapat bersatu dengan bentuk tidak teratur, berwarna hitam kelabu.

4. Helminthosporium
Cendawan ini menunjukkan gejala-gejala yang berbeda. Kadang-kadang menghasilkan bercak kecil, berwarna coklat, tidak disertai dengan klorosis, dan bercak tidak membesar. Bagaimanapun dia dapat juga menyebabkan bercak memanjang.

DAUR PENYAKIT

  • Pathogen penyakit daun terdapat dimana-mana.
  • Infeksi dimulai dari ujung atau tepi daun Penyakit kemudian menyebar dari daun-daun terinfeksi ke daun-daun sehat.
  • Infeksi dapat terjadi dengan pencaran oleh air waktu hujan dan penyiraman bibit.

FAKTOR MEMPENGARUHI PENYAKIT

  • Infeksi akan lebih mudah terjadi jika ada pelukaan pada daun.
  • Daun terserang oleh tungau atau kutu biasanya diikuti oleh infeksi.
  • Penyakit meningkat karena kelembaban tinggi, terlalu banyak penyiraman, naungan yang terlalu berat dan jarak tanam bibit yang terlalu rapat.
  • Kandungan nitrogen tinggi dan kekurangan hara akan mempercepat serangan penyakit.
  • Pembibitan dengan perawatan optimal sangat jarang terserang oleh penyakit.
  • Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit
  • Transplanting shock saat di pindahkan dari prapembibitan ke pembibitan utama atau dari pembibitan utama ke lapangan, dapat mengurangi ketahanan bibit, mungkin juga terjadi kerusakan akar.
  • Bibit terlalu lama di prapembibitan juga akan terkena penyakit.
  • Keadaan hara yang tidak seimbang. Kekurangan nitrogen dan magnesium akan mengurangi ketahanan bibit. Bibit yang ditanam ditanah gambut sangat rentan terhadap penyakit ini.
  • Kekurangan air dalam polybag akan menyebabkan bibit lebih rentan terhadap penyakit, khususnya pada waktu kelembaban udara tinggi.
  • Antara bibit-bibit terdapat perbedaan genetic Bibit yang lebih lambat pertumbuhannya akan lebih rentan terhadap penyakit ini.

PENGENDALIAN PENYAKIT

  • Patogen tidak akan menyerang bibitan jika persiapan pembibitan dilaksanakan secara baik.
  • Untuk menghindari pelukaan pada daun oleh serangga seperti tungau dan kutu, maka serangga ini harus dikontrol
  • Jika ada ledakan serangan penyakit di bibitan, harap ikuti rekomendasi di bawah ini:
  • Untuk mengurangi infeksi, semua sumber atau daun-daun yang sudah busuk digunting dan dimusnahkan atau dibakar.
  • Bibit yang terserang berat harus disingkirkan dari pembibitan dan dimusnahkan.
  • Jika bibit-bibit di pre nursery sudah terserang berat, maka bibit-bibit ini harus segera dipindahkan ke pembibitan utrama.
  • Jika penyakit masih terus berkembang, pemberian fungisida harus dilakukan seperti dibawah ini:
  • Kedua fungisida diatas harus dipakai secara bergantian dengan interval 1 minggu yang disemprotkan ke daun selama 4 minggu. Jika serangan pada daun muda atau daun yang belum membuka sudah menurun, maka interval penyemprotan dapat diturunkan menjadi 10 hari sekali.
  • Pemberian fungisida harus dihentikan jika daun tombak atau daun yang baru membuka sudah bebas dari pathogen-patogen.

No comments:

Post a Comment