Create Your ad Here

Thursday 18 September 2014

Ablasi Untuk Mendorong Pertumbuhan Vegetatif

Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit atau bisa disebut juga dengan ablasi adalah pekerjaan dengan melakukan pemotongan atau pengkebirian/pengebirian pada bunga jantan dan bunga betina yang masih muda yang dilakukan pada tahap tanaman sawit mulai berbunga atau pada awal TBM, yaitu saat berumur 14 hingga 20 bulan. Kastrasi merupakan salah satu pekerjaan yang penting sebelum tanaman beralih dari tahap TBM ke tahap TM.
Ablasi Untuk Mendorong Pertumbuhan Vegetatif

Tanaman kelapa sawit sudah mulai berbunga yakni ketika berumur 14 bulan, namun juga tergantung saat proses pertumbuhannya : tingkat kesuburan tanah, pemupukan, kualitas bibit dsb. Pada saat itu, bunga-bunga tanaman sawit tersebut masih belum sempurna membentuk buah hingga tanaman mencapai umur sekitar 23 bulan. Sebelum itu, buah yang dihasilkannya tidak ekonomis untuk diolah. Karena itulah maka semua bunga maupun buah yang dihasilkan hingga mencapai umur 23 bulan ini perlu dibuang atau dikastrasi.

Kastrasi adalah membuang semua produk generatif dari tanaman sawit, yaitu mulai dari bunga jantan, bunga betina hingga seluruh buah yang berguna untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit. Kastrasi terakhir dilakukan 6 bulan sebelum buah dipanen.

Kastrasi mulai di hentikan 6 bulan sebelum tanaman memasuki masa panen. Jika pada usia tanaman 24 bulan tanaman sudah panen, di usia 12 bulan tanaman mulai dilakukan Kastrasi & memasuki usia 18 bulan Kastrasi sudah di hentikan.

Tujuan kastrasi diperkubunan kelapa sawit adalah:
  • Mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang belum bernilai ekonomis agar terserap pada pertumbuhan vegetatif. Sehingga pada saat tanaman sudah menghasilkan, fisik tanaman sudah kokoh dan kuat.
  • Pohon-pohon sawit yang telah dikastrasi biasanya lebih kuat dan seragam dalam bentuk pertumbuhannya.
  • Buah yang dihasilkan tanaman menjadi lebih besar, berbobot dan seragam beratnya.
  • Menjaga sanitasi tanaman, sehingga tanaman menjadi lebih bersih, dengan demikian bisa menghambat atau mengurangi kemungkinan perkembangan hama dan penyakit seperti : Tirathaba, Marasmius, tikus dan sebagainya.
  • Memaksimalkan fase vegetatif pada tanaman sehingga, tanaman menjadi kokoh pada fase Generatif.
  • Mencegah terserangnya Hama Penyakit pada tanaman
  • Biasanya hama yang menyerang buah adalah Ulat Terataba
Kastrasi sebaiknya dilakukan jika lebih dari 50% pohon kelapa sawit telah mengeluarkan bunga jantan dan bunga betina. Yakni ketika tanaman kelapa sawit mulai memasuki usia antara 14 hingga 20 bulan sejak mulai di tanam.

Kastrasi dilaksanakan setiap 2 (dua) bulan sekali hingga tanaman sawit mencapai umur 23 bulan, sebab jika terlambat maka ada bunga betina yang akan menjadi buah sehingga pupuk yang diberikan akan digunakan oleh tanaman pada buah, padahal buah yang dihasilkan masih belum produktif dan belum layak untuk dijual.

Alat yang digunakan untuk proses kastrasi adalah chisel atau Irhotools, yaitu dodos dengan lebar mata 8 cm yang di ujungnya terdapat pengait kecil. Bunga yang sudah dipotong dengan dodos ini kemudian ditarik dengan kait kecilnya. Pemakaian tenaga kerja selama proses kastrasi ini adalah 7 HK/ha. Setiap bulan seorang pekerja mampu menyelesaikan 50 ha. Dalam melakukan kastrasi harus dijaga agar pelepah daun jangan sampai terluka atau terpotong. Tandan bunga yang dipotong kemudian dikumpulkan ke dalam goni, kemudian dipendam dalam tanah.
Alat yang digunakan untuk proses kastrasi


Pelaksanaan nya
  • Buah yang jadi belum ekonomis di panen karena belum merata.
  • Alat yang digunakan untuk proses kastrasi adalah chisel atau Irhotools, yaitu dodos dengan lebar mata 8 cm yang di ujungnya terdapat pengait kecil. Bunga yang sudah dipotong dengan dodos ini kemudian ditarik dengan kait kecilnya. 
  • Pemakaian tenaga kerja selama proses kastrasi ini adalah 7 HK/ha. Setiap bulan seorang pekerja mampu menyelesaikan 50 ha. Dalam melakukan kastrasi harus dijaga agar pelepah daun jangan sampai terluka atau terpotong. Tandan bunga yang dipotong kemudian dikumpulkan ke dalam goni, kemudian dipen dam dalam tanah
  • Dilaksanakan mulai saat tanaman berbunga (14 – 18 ) bulan sampai 26-30 bulan atau bila jumlah bunga hasil monitoring pada suatu blok sudah mencapai 50%.
  • Cara : Semua bunga jantan dan betina sampai ketinggian 30 cm di atas tanah dibuang, pelepah jangan terpotong. Bunga yang masih kecil dipatahkan dengan mata pengait sedangkan bunga yang sudah besar dengan alat dodos. Bunga-bunga tersebut dikumpulkan kejalan pikul dan kalau sudah kering dibakar.
Tunas Pasir
  • Dilakukan 1 kali saja pada saat umur tanaman 18 atau 24 bulan. 1 HK/ha
  • Semua cabang kering dipotong mepet ke pangkal batang dengan alat dodos.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mukti Sardjoko dkk. Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, jakarta 2006
2. Soepadiyo Mangoensoekarjo dan Haryono Semangun. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.Gadjah Mada University Press, 2008
3. Ir.Sunarko,M.Si. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.P.T Agro Media Pustaka, Jakarta 2007.

No comments:

Post a Comment