PENGENDALIAN GULMA
6.0 UMUM
Gulma tumbuh hampir dimana saja dan keberadaannya sangat tidak diinginkan di perkebunan. Gulma akan bersaing berebut unsur hara dan pupuk, menyumbat saluran drainase yang dapat menyebabkan areal terendam air, menyulitkan evakuasi hasil panen dan pada akhirnya menurunkan produktifitas kebun.
Pengendalian Gulma adalah teknik pengelolaan yang tepat, ramah lingkungan dan ekonomis guna menyediakan tempat tumbuh pohon Kelapa Sawit yang terbebas dari persaingan unsur hara dengan tetap menjaga tumbuhan inang bagi hama penyakit tanaman
6.1 TANAMAN BELUM MENGHASILKAN ( TBM )
i) Pemeliharaan Piringan
Piringan di kebun sawit harus dijaga agar selalu bersih dari Gulma atau rambatan LCC. Rambatan ini harus ditarik lepas dan keluar dari area piringan untuk kemudian di semprot dengan Herbisida yang tepat., seperti Basta dan Paracol. Glyphosate dapat juga digunakan dengan extra hati-hati agar tidak membunuh sawit.
Pemeliharaan dengan bahan kimia dilakukan dengan penyemprotan halus di sekeliling pohon sawit dengan radius 1,8 m dari pohon.
Jumlah ulangan yang diperlukan sangat tergantung kondisi setempat, namun umumnya 8 kali sudah cukup.
ii) Pemeliharaan Gawangan (Inter-row)
Pengendalian Gulma secara teratur harus dilakukan pada 24 bulan pertama untuk memastikan bahwa LCC tumbuh dengan subur. Lihat pada Posting tentang Penanaman dan Pemeliharaan LCC.
Tumbuhnya Gulma ringan seperti Ottochloa nodosa, Paspalum conyugatum, Axonopus compresus, Cynodon dactylon, Digitaria fuscense dll dapat di toleransi. Sedangkan anak kayu dan gulma lain harus dibasmi.
Gulma yang benar-benar harus di basmi adalah Mikania micrantha. Pembasmian dilakukan dengan penyemprotan Flouroxpyr (Starane). MUTLAK HARUS DIPERHATIKAN AGAR BUTIRAN SEMPROT TIDAK TERKENA LANGSUNG PADA TANAMAN MUDA. 2.4 D. amine tidak boleh digunakan pada tanaman muda sampai umur 48 bulan.
iii) Tanaman Inang
Tanaman Inang atau Host Plants, yang menjadi tempat populasi hama predator pemakan daun ( seperti Mahasena corbetti, Setora nitens, dll ) jangan di ganggu
6.2 TANAMAN MENGHASILKAN ( TM )
i) Pemeliharaan Piringan
Pemeliharaan Piringan dengan tertib adalah dimaksudkan untuk memudahkan mengumpulkan Brondolan yang jatuh. Pada umumnya, cuci piringan adalah dengan radius 2,5 m dari pusat tumbuh pohon sawit hingga ujung pelepah terluar. Penggunaan bahan kimia dengan herbisida yang tepat adalah menjadi pilihan utama. Penggarukan piringan pada area TM tua ( > 15 tahun) harus dilakukan satu kali setahun.
ii) Pemeliharaan Gawangan ( Inter row )
Pengendalian Gulma secara selektif perlu dilakukan sama seperti pada areal TBM. Tanaman Inang atau Host Plants, yang menjadi tempat populasi hama predator pemakan daun ( seperti Mahasena corbetti, Setora nitens, dll termasuk Euphorbia heterophylla , Emilia sonchifolia dan Ageratum spp.) jangan di ganggu bahkan harus di pelihara.
iii) Pemeliharaan Pasar Pikul
Pasar Pikul dengan lebar kurang lebih 2 m harus selalu bersih terpelihara untuk memudahkan akses keluar masuk hasil panen TBS. Sangat baik dan ekonomis bila digunakan herbisida yang tepat atau herbisida cocktail.
Di areal datar, penggunaan Roto Slashing mungkin akan lebih praktis.
iv) Pemeliharaan Pelepah
Tumbuhnya Gulma yang merambat pada pelepah harus di cabut pada saat melakukan pengendalian gulma secara selektif.
Tidak dibenarkan melakukan penyemprotan pada pelepah, hal ini untuk mencegah terjadinya peledakan hama serangga.
6.3 HERBISIDA YANG DIREKOMENDASI PADA TM
i) Herbisida untuk Piringan dan Pasar Pikul
Tidak ada satu jenis herbisida pun yang mampu untuk mengedalikan semua jenis Gulma sekaligus. Oleh karenanya untuk memilih dan mencampur Herbisida agar mencapai tujuan dengan biaya yang efektif, diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang kandungan masing-masing herbisida yang akan dicampur dan pengaruhnya terhadap luas pengendalian.
ii) Herbisida untuk Gulma Khusus
Agar pengendalian secara selektif yang dilakukan mencapai tujuannya dengan efektif, maka adalah sangat penting untuk melakukan penyemprotan secara TEPAT WAKTU disesuaikan dengan keadaan cuaca, dan TEPAT DOSIS serta TEPAT VOLUME sesuai yang diperlukan agar merata.
Lanjutan rotasi berikut perlu dilakukan untuk sampai pada titik tuntas membasmi Gulma liar yang tidak diinginkan. Oleh karenannya program penyemprotan dan intervalnya perlu dibuat berdasarkan pengamatan lapangan, sebelum operasi penyemprotan dilaksana kan .
6.4 PENGAMANAN TANAMAN SAWIT DARI EFEK RACUN
Tanaman Sawit sering menderita pada masa pertumbuhan kecambah di Nursery dan di areal TBM sebagai akibat salah pilih herbisida, teknik semprot yang salah dan terkena percikan alat semprot yang tak diinginkan. Herbisida seperti 2.4 D amine dan Triloxpyr yang memercik kena daun muda akan mempengaruhi pertumbuhannya. Herbisida ini dikenal dapat mendorong terbentuknya parthenocarpy dan kadang menyebabkan aborsi buah pada tahap pertumbuhan lanjutnya.
Pengamanan Tanaman Sawit memberikan arti bahwa herbisida yang digunakan harus dipilih yang tidak memiliki efek racun pada tanaman Kelapa Sawit. Beberapa Symptoms gejala keracunan adalah :
o Pelepah Pecah
o Pelepah menggulung
o Kanopi tanaman muda lemas
o Pelepah paling bawah jatuh
o Dll
Tabel 6.1. Gulma Liar di Bawah Pohon Sawit
NAMA BOTANI | NAMA UMUM |
RUMPUT Brachiara mutica Imperata cylindrica Iscaemum muticum Iscaemum indicum Iscaemum timorense Paspalum commersonii Paspalum picticulatum Pennisetum purpureum Pennisetum polystachion | Giant Bamboo Grass Ilalang Bambo Grass Smut grass Centipede grass Paspalum Paspalum besar Rumput Gajah Rumput |
DAUN LEBAR Alocasia species Asystasia spp Climedia hirta Elettariopsis curtisii Chomolaena odorata Hedyotis verticillata Lantana camara Melastoma Mikania micrantha Mimosa pigra Mimosa invisa Tetracera scandens Tetracera indica Hevea seedling | Wild yam Asystasia Hairy Clidemia Wild ginger Woody borreria Pryckly Lantana Rhodemdron Mile aminute Putri malu besar Putri malu Fire weed Fire weed Karet liar |
ANAK KAYU Cyperus digitatus Cyperus compressus Scelaris sumatrensis | Digitate Cyperus Hedgehog Cyperus Sumatran Seleria |
PAKU Dicranopteris linearis Stenochlaena palutris | Bracken Giant Fern |
Tabel 6.2 Pedoman Jenis Herbisida Campuran untuk Piringan dan Gawangan
TARGET GULMA | BAHAN AKTIF | NAMA DAGANG | RATE/HA |
Rumput Lunak | Glyphosate | Mastra/Roundup/dll | 1,5 liter |
Rumput dan Daun Lebar | Glyphosate + Metsulfuron Methyl | Mastra/Roundup/dll + Ally 20 DF | 1,5 liter + 7,5 g |
Rumput dan Daun Lebar | Glyphosate + Fluoxypyr | Mastra/Roundup/dll + Starane | 1,5 liter 0,38 liter |
Broadspectrum | Paraquat Dichloride + Metsulfuron Methyl | Gramoxane + Ally | 2 liter + 50 g |
Broadspectrum | Glyphosate + Fluoxypyr | Starmix | 2 liter |
Catatan :
i) Surfactants
Surface active agents atau banyak dikenal dengan nama wetting agents perlu ditambahkan dalam campuran herbisida untuk meningkatkan efektifitasnya. Surfactant tidak saja mampu mengurangi ketegangan permukaan untuk memperluas kontak antara butiran semprot dengan permukaan daun, namun juga mendorong kemampuan penetrasi herbisida ke dalam daun.menjadi lebih baik
Beberapa surfactant yang umum digunakan adalah Pulse, Evenspray 1000, Lissapol dan Teepol. Bagaimanapun, kehati-hatian harus tetap menjadi perhatian bahwa surfactant yang dipilih dapat bekerja dengan baik dalam formulasi campuran herbisida. Juga perlu diperhatikan beberapa catatan penting dibawah ini :
a) Penggunaan Surfactant yang salah akan menyebabkan terpecahnya suspensi cairan herbisida
b) Kebanyakkan surfactant akan menyebabkan herbisida tergelincir dari permukaan daun atau gampang tercuci air hujan
c) Konsentrasi yang terlalu tinggi akan meningkatkan aktifitas herbisida sehingga tujuan selektif menjadi tidak tercapai
Sejenis surfactant lainnya yang lebih baru diperkenalkan adalah Adjuvants. Kemampuannya terutama untuk racun systemik adalah mempercepat penyerapan bahan kimia kedalam jaringan tanaman.
ii) Alat Semprot
Harus selalu diingat bahwa penggunaan alat semprot jenis volume rendah seperti CP 15, Osatu, Mist Blower, Samurai dll, dosis per hektarnya harus dihitung ulang disesuaikan dengan type Nozzle yang akan dipakai, dan kecepatan jalan si operator.
Perlu di camkan bahwa Campuran Paraquat TIDAK BOLEH DIGUNAKAN pada alat semprot jenis Volume Rendah.
iii) Bahan Aktif
Bahan Aktif dari beberapa Herbisida yang umum dipakai telah diringkas dalam TABEL dibawah
Tabel 6.3 Pedoman Umum tentang Herbisida/Campuran untuk Gulma Khusus
TARGET GULMA | BAHAN AKTIF | RATE/HA |
Asystasia spp Mikania micrantha | o 2.4 D amine (60% a.i.) o 2.4.D amine (60% a.i) o Fluoxypyr | 0,25 l 1,25 l 0,375 l |
Paspalum spp Pennisetum spp | o Glyphosate + Activator o Glyphosate amm + DSMA/2.4 D Sod.Salt | 1,5 l +0,5 l 1,25 l +2,0 l |
Brushes ; Climedia hirta Hedyotis verticillata Melastoma | o Metsulfuron Methyl + Surfactant o Metsulfuron Methyl + Paraquat Dichloride + Surfactant o Triclopyr + Paraquat Dichloride o Triclopyr | 125 -150g +0,5 l 75 -100g +2,0 l + 0,5 l 0,5 l s/d 1,5 l 1,25 l |
Bracken & Stenochlaena palutris | o Metsulfuron Methyl + Paraquat Dichloride + Surfactant o Gesapax Ametryne + Paraquat Dichloride + Surfactant | 75 -100g +2,0 l s/d 2.0 l + 0,5 l 1,0 l s/d 1,5 l + 1, 5 l s/d 2,0 l+ 1,0 l |
Volunteer Oil Palm Seedling | o Paraquat Dichloride | 2,8 l |
6.2 PENYEMPROTAN, KALIBRASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.2.1 KALIBRASI
Untuk memastikan tingkat ekonomis dan efektifitas penggunaan herbisida yang kini sangat mahal, maka setiap alat semprot harus diperiksa secara teratur dan terprogram dengan baik. Pada kenyataannya, pemeliharaan alat tersebut seringkali terlupakan dan bahkan seadanya . Dengan hadirnya tehnologi baru penggunaan alat semprot ULV yang menggunakan CDA, akurasi kalibrasi menjadi sangat kritis terutama dalam hal penggunaan bahan kimia berkonsentrasi tinggi. Kesalahan kecil saja akan berakibat pada kelebihan dosis atau kerendahan dosis yang pada akhirnya berujung pada kerugian yang sia sia. Perhatian khusus harus diberikan pada 3 (tiga) hal utama, yaitu Lebar Semprot, Kecepatan Jalan Operator dan Tekanan Kerja (Flow Rate).
i) Lebar Semprot
Pada umumnya, penyemprotan yang baik memerlukan keseragaman pada Lebar Semprot 1,5 m – 2 m satu baris memanjang dalam satu kali aplikasi.Lebar baris semprot ini sangat tergantung dari sudut semprotnya dan Tinggi nozzle semprot dari permukaan tanah.
Tabel dibawah menunjukkan pengarush Sudut semprot dan Tinggi nozzle semprot terhadap Lebar semprot. Pada 40 cm tinggi nozzle semprot dari permukaan tanah dan dengan sudut semprot 120 %, maka akan diperoleh lebar semprot 1,39 m. Tekanan kerja harus dijaga tetap stabil bila menggunakan knapsack sprayer .
Sudut Semprot | Tinggi Nozzle Semprot (cm) 20 40 60 80 | |||
Lebar Semprot Teoritis | ||||
65 % | 25 | 51 | 76 | 102 |
80 % | 34 | 67 | 101 | 134 |
95 % | 44 | 87 | 131 | 175 |
120 % | 69 | 139 | 208 | 277 |
ii) Kecepatan Jalan Operator
Kecepatan Jalan Operator sangat dipengaruhi oleh kemiringan areal, kerapatan vegetasi dan volume semprot yang di gunakan.
Sebaiknya setiap Operator dapat berjalan dengan kecepatan 3 km per jam secara konstant. Pengecekan segera perlu dilakukan dengan mengukur kecepatan jalan operator dalam waktu 10 detik. Katakan hasilnya 8m dalam 10 detik, maka kecepatan jalan konstant adalah 48 m per menit.
iii) Flowrate
Hal ini tergantung kepada tekanan kerja dan atau ukuran nozzle yang digunakan. Bagaimanapun, output akan proposional dengan tekanan kerja yang digunakan.
Nozzle harus menghasilkan pola hasil semprot yang diinginkan, dimana output yang dihasilkan akan berbeda secara significant dari tiap Rated Output Nozzle yang digunakan
Bila menggunakan CKS, di asumsikan dengan 18 liter cairan semprot dan akan menyemprot dalam waktu 20 menit, maka flow ratenya akan mencapai 0,9 liter per menit.
Untuk menghitung Volume Semprot, EMPAT faktor utama harus di perhatikan :
i) FLOWRATE (f) : liter / menit
ii) LEBAR SEMPROT (w) : meter
iii) KECEPATAN JALAN (s) : meter / menit
iv) KONSTANTA (c) : meter / menit : 10.000
Formula Perhitungan
Flowrate (l/min) x Konstanta ( 10.000 )
0,9 x 10,000
= 135 liter/ ha atau 7,5 spray pump/ha
iv) Rencana dan Pengawasan Penyemprotan
Perencanaan Penyemprotan Bahan Kimia harus di awali dengan pertimbangan Biaya dan pemilihan efektifitas bahan. Pemeriksaan secara lengkap harus dilakukan di lapangan termasuk target Gulma yang akan di basmi.. Setelah pemeriksaan dan pemilihan Herbisida yang akan digunakan, maka metoda aplikasi dapat diterapkan. Jumlah bahan kimia, air dan keperluan tenaga kerja dapat diperhitungkan, untuk pengawasan dilapangan. Biaya harian dan pemeriksaan rutin atas penyemprotan harus dilakukan.
6.2.2 FAKTOR KESELAMATAN
Dalam prakteknya, operator harus diperlengkapi dengan pakaian pelindung, agar mereka terlindung dari keracunan akibat percikkan Herbisida. Akibat kecelakaan kerja seperti ini harus di minimal-kan, dengan Pedoman Kerja tentang Penanganan, Pencampuran, Penyemprotan dan Penggunaan Pelindung, sebagai berikut :
o Harus mengenakan Celana Panjang
o Harus mengenakan Baju lengan Panjang
o Harus menggunakan Pelindung Badan dari bahan plastik
o Harus menggunakan Masker
o Harus menggunakan Sarung Tangan Karet
o Harus menggunakan Sepatu Boot Karet
No comments:
Post a Comment