PEMBIBITAN
2.1. UMUM
i) Hal paling penting dalam praktek Pembibitan adalah Keseriusan dalam Pemeliharaan dan Teliti dalam Pengawasan. Pemeliharaan di Pembibitan harus dengan Standar Pemeliharaan yang paling tinggi agar kelak dapat di capai Tingkat Kesehatan Tanaman dan Keseragaman untuk dapat berproduksi secara maksimum.
ii) Setiap Perkebunan harus memiliki sendiri areal pembibitan
iii) Pemilihan Pola Single atau Double di sesuaikan dengan kondisi kebun masing-masing setelah memperoleh arahan dari Technical Advisor. Beberapa perbedaan antara Single dan Double Stage dapat dilihat pada uraian dibawah ini :
2.2. PEMBIBITAN POLA SINGLE & DOUBLE STAGE
a) DOUBLE STAGE
Kelebihan | Kelemahan |
1. Pengisian Tanah pada Polybag mudah di kelola dan cepat | 1. Pertumbuhan akan lebih dari 2 (dua) bulan |
2. Culling pada minggu ke 12 – 14 sebelum pindah ke Polybag besar | 2. Perlu tambahan tenaga selama pemindahan ke Polybag besar |
3. Relatif lebih mahal dari pada pola Single Stage |
b) SINGLE STAGE
Kelebihan 1. Semua Material sudah siap 2 (dua) bulan dimuka dibanding Double Stage | Kelemahan 1. Persiapan segalanya lebih awal |
2. Tenaga Kerja sedikit, karena tidak tambahan tenaga pada saat pindah ke Polybag Besar | 2. Culling akan menyisakan 20 % hingga 30 % titik kosong di pembibitan; sehingga perlu di persiapkan 30 % benih dalam Polybag kecil |
2.3. PEMILIHAN LOKASI PEMBIBITAN
Kebutuhan Dasar untuk Pembibitan adalah sebagai berikut :
2.3.1. Letak ketinggian lokasi harus baik dengan sistem drainase dan jauh dari kemungkinan terkena banjir
2.3.2. Tersedianya sumber air yang cukup bersih sepanjang tahun dan terhindar dari kontaminasi bahan kimia
2.3.3. Letak lokasi pembibitan harus mempertimbangkan transportasi dari area pembibitan ke lokasi lahan tanam, aspek keamanan, sumber top soil dan faktor faktor lain yang pengawasan
2.3.4. Semua area pembibitan sebaiknya diberi pagar keliling
2.4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIBIT
2.4.1. Perhitungan kebutuhan benih sawit umumnya selalu memperhitungkan kematian dalam penanganan dan persediaan untuk penyisipan di lapangan. Jumlah yang dipesan akan selalu ditambah 30 % dari keperluan tanam yang sebenarnya.
Stand per Ha (SPH) | Jumlah Kecambah |
136 | 180 |
148 | 193 |
160 | 208 |
2.4.2. Pembelian kecambah dari sumber Benih, harus dilakukan paling lambat 12 bulan sebelum rencana tanam dimulai. Namun bila kemampuan supply benih sudah sangat kekurangan, maka sebaiknya permintaan kecambah dilakukan 18 hingga 20 bulan sebelum rencana tanam dilaksanakan.
2.4.3. Waktu penerimaan kecambah harus di yakinkan akan di terima 12 bulan sebelum tanam, sebab area yang sudah di bersihkan akan kembali menghutan bila waktu penanaman mundur.
2.5. PEMBIBITAN POLA SATU TAHAP (SINGLE STAGE)
2.5.1. Polybag
Polybag yang dipakai dalam pembibitan Sawit (single stage) berukuran 38 cm x 50 cm , berwarna hitam berlubang-lubang sebanyak 500 lubang dan bagian bawahnya rata. Untuk persediaan bibit selama 18 – 24 bulan, dapat digunakan polybag berukuran 45 cm x 60 cm dengan 600 lubang.
2.5.2. Campuran Tanah
i) Struktur Tanah terbaik yang digunakan untuk perkecambahan adalah Top Soil karena subur dan stabil
ii) Bila memungkinkan, Pencampuran Tanah dapat dilakukan juga dengan 25 % (Volume) Lumpur keras dari palm oil mill effluent (POME) dan 50 g Rock Phosphat per polybag. Bila tanah yang tersedia terlalu berlempung, dapat dicampur dengan pasir sungai sebanyak 30 %
iii) Polybag harus sudah diisi paling lambat satu minggu sebelum digunakan dan penyiraman harus terus dilakukan agar tanah terkonsolidasi. Tanah dalam polybag yang telah mapan tidak boleh kurang dari 2,5 cm dari bibir atas polybag. Setiap 4 meter kubik Top Soil dapat mengisi lebih kurang 220 polybag.
iv) Hindari penggunaan tanah yang berasal dari lokasi yang terinfeksi Ganoderma
2.5.3. Tata Ruang
ii) Peletakan polybag untuk perbibitan berbentuk segitiga sama sisi berjarak 90 cm untuk kurun waktu 10 – 12 bulan.
ii) Dengan tata letak segitiga sama sisi tersebut, maka setiap hektar akan dapat menampung 12.000 polybag
2.5.4. Naungan
Naungan hanya bila diperlukan
2.5.5. Tanam Kecambah
i) Semua Kecambah harus diperiksa kondisinya pada saat di terima dari suplier. Pertumbuhan kecambah dapat dilihat pada gambar 2.1 dan 2.2. Kerusakan kecambah pada umumnya sebagai berikut :
a) Kecambah sudah tumbuh lanjut (overgrown seeds) – Umumnya tampak setelah 14 hari dari sejak dikecambahkan dan dapat dilihat dari helai daun pada plumule dan banyak rambut akar pada radicle (gambar 2.2)
Gambar 2.1. Pertumbuhan Kecambah Sawit
Gambar 2.2. Pertumbuhan Kecambah sudah Lanjut
a) Kerusakan benih – Secara fisik kerusakan benih bisa terjadi karena pecah atau akar patah
b) Brown germ – Kecambah dapat terinfeksi oleh brown germ seperti ditunjukkan pada gambar 2.3. dibawah ini. Kecambah yang terinfeksi brown germ umumnya berakar kerdil dengan warna coklat diantara plumule dan radicle.
Gambar 2.3. Kecambah yang Terinfeksi Brown Germ
i) Benih harus ditanam lebih kurang 1 cm dibawah permukaan tanah ( lihat gambar 2.4) BENIH TIDAK BOLEH DITANAM TERBALIK ATAU TERLALU DALAM. Tanam terbalik akan menyebabkan daun Keritiing.
ii) Setelah tanam, harus diberi lapisan Mulch, seperti pecahan cangkang atau fiber dari pabrik.
iii) Doubletons – dalam benih yang normal kadang terdapat dua atau tiga titik tumbuh, hal seperti ini disebut doubletons dan harus ditanam di polybag kecil
Gambar 2.4. Orientasi dan Kedalaman Tanam Benih Sawit
2.5.6 Penyiraman Large Polybag di Main Nursery
Penyiraman adalah salah satu hal terpenting yang diperlukan di pembibitan. Sampai helai daun ke empat ( 3 – 4 bulan setelah tanam) , penyiraman perlu dilakukan dua kali sehari . Sekitar 0,5 liter per polybag diperlukan per aplikasi penyiraman. Apabila curah hujan sehari mencapai 8 mm, penyiraman memang tidak diperlukan lagi, namun karena kondisi cuaca sering penuh ketidak pastian maka sistim penyiraman yang teratur dan akurat tetap diperlukan.
2.5.7 Menyiang (Weeding)
GULMA DI DALAM POLYBAG HARUS DI CABUT DENGAN TANGAN, dan dilarang menggunakan bahan kimia. Penyemprotan bahan kimia hanya dilakukan, segera setelah seluruh polybag tersusun rapi di Main Nursery. Perlu dipertimbangkan dengan hati-hati dalam memilih jenis bahan kimia yang aman bagi tanaman sawit. Pada saat angin yang cukup kencang, penyemprotan jangan dilakukan.
Guna mencegah Phytotoxicity, Alat penyemprotan dan bahan kimia untuk daun harus DIBERI TANDA DAN DISIMPAN TERSENDIRI terpisah dari Herbisida lainnya. Gunakan Nozzle jenis Non-Drift agar kemungkinan terjadinya Spray Drift sangat kecil.
2.5.8 Pemupukan
i) Aplikasi Pupuk harus dilakukan sesuai jadwal dan diletakkan di sekeliling kecambah, berjarak kurang lebih 5 hingga 7,5 cm dari benih. Hindari terkena daun muda, baik kontak langsung dengan Pupuk atau tersentuh tangan pemupuk.
ii) Jadwal pemupukan dapat di lihat pada tabel
iii) Jenis pupuk yang digunakan harus bersifat Slow Release
2.5.9 Sensus
1.3. Sensus dan Culling dilakukan 4 (empat) rotasi selama periode pertumbuihan kecambah di Nursery.
1.1.1. Sensus ke 1 – sekitar 6 minggu setelah tanam di polybag, untuk memastikan persentase yang hidup
1.1.2. Sensus ke 2 – pada 3 hingga 4 bulan setelah tanam di polybag
1.1.3. Sensus ke 3 dan 4 – setelah 8 bulan tanam di polybag dan pada saat akan dipidah ke lapangan
d) Setiap dijumpai problem pada tiap tahap sensus, harus di catat dengan mengisi format khusus. CULLING HANYA BOLEH DILAKUKAN OLEH STAFF YANG BERPENGALAMAN
1.3. Bentuk Abnormal (lihat gambar) kecambah yang perlu di Culling pada bulan ke 3 dan ke 4 adalah :
a) Bentuk Daun Kurus dan Lancip seperti rumput ( Narrow or Grass Leaf)
b) Bentuk Daun Keriting ( Twisted Leaf) akibat tanam terbalik
c) Bentuk Daun Berkerut (Crinkled Leaf)
d) Bentuk Daun Melinting dari bawah ke atas (Rolled Leaf)
e) Bentuk Daun Memanjang dan tidak terbuka (Collante)
1.3. Bentuk Abnormal (lihat gambar) kecambah yang perlu di Culling pada bulan ke 8 dan sebelum di pindah ke lapangan adalah :
1.3.1.Tanaman Kerdil ( Runts) – Bentuk tanaman tidak ada yang berbeda, namun ukurannya lebih kecil
1.3.2.Tanaman berpelepah tegak, lembar daunnya lurus dan sangat kaku (Upright or Sterile)
1.3.3.Tanaman dengan pelepah pendek dan rata dibagian atas (Flat Top)
1.3.4.Tanaman dengan pelepah dan Daun lemas terkulai (Limp)
1.3.5.Tanaman dengan lembar daun pada pelepah tidak terbentuk seperti daun muda (Juvenile)
1.3.6.Tanaman dengan jarak lembar daun pada pelepah berdekatan (Short Internode)
1.3.7.Tanaman dengan jarak lembar daun pada pelepah berjauhan (Wide Internode)
1.3.8.Tanaman dengan daun pada pelepah sempit dibandingkan dengan yang normal (Narrow Pinnae)
1.3.9.Tanaman yang pada lembar daunnya terdapat garis Kuning (Chimera) , umumnya karena faktor genetik (tidak ada Chlorophyll)
2.1. PEMBIBITAN DUA TAHAP (TWO STAGE NURSERY)
A. PRE NURSERY
2.6.1 Polybag untuk Pre Nursery
Polybag yang dipakai dalam Two Stage Nursery berukuran Kecil (small polybag) 15 cm x 23 cm , berwarna hitam berlubang-lubang sebanyak 250 lubang dan bagian bawahnya rata.
2.6.2 Campuran Tanah
Pencampuran Tanah sama seperti yang dilakukan pada Single Stage Nursery tapi dengan 10 % (Volume) Lumpur keras dari palm oil mill effluent (POME) dan 25 gram Rock Phosphat per polybag..
2.6.4 Tata Letak
Tata Letak polybag di Pre Nursery dibuat berkelompok (Bed) , dengan ukuran per kelompok adalah sebagai berikut :
Lebar - 120 cm
Panjang - bervariasi 6 – 7 m
Jarak Bed - 75 cm
2.6.5 Naungan
Naungan tidak terlalu diperlukan
2.6.6 Tanam Kecambah di Polybag
1.1.1.Seperti pada Single Stage Nursery
ii) Tanam pola Doubletons
a) Doubletons harus dilakukan secara terpisah dan diberi tanda dengan jelas
b) Pada saat muncul 3 – 4 lembar daun, biji kembar harus dipisah. Pemotongan Polybag menjadi dua bagian tepat membelah biji harus sangat hati-hati. Biji yang sudah terpisah harus ditanam di polybag besar.
c) Masing masing bagian harus diletakan secara terpisah sebelum tumbuh normal
2.6.7 Penyiraman
Kecambah harus disiram dua kali sehari kecuali hari hujan. Jaga agar tanah dalam polybag tidak menjadi sangat basah. Gunakan sistim penyiraman dengan butiran air semprot yang halus
2.6.8 Penyiangan (Weeding)
Pencabutan Gulma dengan tangan harus rajin dan teratur dilakukan
2.6.9 Pemupukan
Lihat Tabel
2.6.10 Sensus dan Culling
Sensus dan Culling dilakukan 2 (dua) rotasi selama periode di Pre Nursery.
a) Sensus ke 1 – sekitar 6 minggu setelah tanam di polybag, untuk memastikan persentase yang hudup
b) Sensus ke 2 – pada 3 hingga 4 bulan setelah tanam di polybag ( sebelum dipindah ke Main Nursery)
c) Setiap dijumpai problem pada tiap tahap sensus, harus di catat dengan mengisi format khusus
d) CULLING HANYA BOLEH DILAKUKAN OLEH STAFF YANG BERPENGALAMAN
e) Untuk jenis Tanaman kerdil, lihat petunjuk Culling pada single stage nursery pada bulan ke 3 – 4
B MAIN NURSERY
2.6.1 Polybag
Polybag yang dipakai dalam pembibitan Sawit berukuran 38 cm x 50 cm , berwarna hitam berlubang-lubang sebanyak 500 lubang dan bagian bawahnya rata. Untuk persediaan bibit selama 18 – 24 bulan, dapat digunakan polybag berukuran 45 cm x 60 cm dengan 600 lubang
2.6.2 Campuran Tanah
a) Struktur Tanah terbaik yang digunakan untuk perkecambahan adalah Top Soil karena subur dan stabil
b) Pencampuran Tanah dapat dilakukan juga dengan 25 % (Volume) Lumpur keras dari palm oil mill effluent (POME) dan 50 g Rock Phosphat per polybag.. Bila tanah yang tersedia terlalu berlempung, dapat dicampukan dengan pasir sungai
c) Polybag harus sudah diisi paling lambat satu minggu sebelum digunakan dan penyiraman harus terus dilakukan agar tanah terkonsolidasi. Tanah dalam polybag yang telah mapan tidak boleh kurang dari 2,5 cm dari bibir atas polybag. Setiap 4 meter kubik Top Soil dapat mengisi lebih kurang 220 polybag.
d) Hindari penggunaan tanah yang berasal dari lokasi yang terinfeksi Ganoderma
2.6.3 Tata Letak
a) Peletakan polybag untuk perbibitan berbentuk segitiga sama sisi berjarak 90 cm untuk kurun waktu 10 – 12 bulan.
b) Dengan tata letak segitiga sama sisi tersebut, maka setiap hektar akan dapat menampung 12.000 polybag
Naungan tidak diperlukan
2.6.2 Pemindahan Bibit
2.6.3 Penyiraman
Penyiraman adalah salah satu hal terpenting yang diperlukan di pembibitan. Sampai helai daun ke empat ( 3 – 4 bulan setelah tanam) , penyiraman perlu dilakukan dua kali sehari . Sekitar 0,5 liter per polybag diperlukan per aplikasi penyiraman. Apabila curah hujan sehari mencapai 8 mm, penyiraman memang tidak diperlukan lagi, namun karena kondisi cuaca sering penuh ketidak pastian maka sistim penyiraman yang teratur dan akurat tetap diperlukan
2.6.4 Penyiangan (Weeding)
GULMA DI DALAM POLYBAG HARUS DI CABUT DENGAN TANGAN, dan dilarang menggunakan bahan kimia. Penyemprotan bahan kimia hanya dilakukan, segera setelah seluruh polybag tersusun rapi di Main Nursery. Perlu dipertimbangkan dengan hati-hati dalam memilih jenis bahan kimia yang aman bagi tanaman sawit. Pada saat angin yang cukup kencang, penyemprotan jangan dilakukan.
Guna mencegah Phytotoxicity, Alat penyemprotan dan bahan kimia untuk daun harus DIBERI TANDA DAN DISIMPAN TERSENDIRI terpisah dari Herbisida lainnya. Gunakan Nozzle jenis Non-Drift agar kemungkinan terjadinya Spray Drift sangat kecil.
2.6.5 Pemupukan
Rekomendasi pemupukan bibit kelapa sawit - Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Umur (Minggu) | Jenis dan dosis pupuk | |||
Urea | NPKMg 15.15.6.4 (gr/bibit) | NPKMg 12.12.17.2 (gr/bibit) | Kieserite (gr/bibit) | |
Pembibitan Awal | ||||
4 – 12 | 2 gr/lt air/ 100 bibit | 2,5 | ||
Pembibitan utama | ||||
14 | 2,5 | |||
15 | 2,5 |
2.6.6 Pemusnahan Bibit (Culling )
a) Culling di Main Nursery dilakukan 2 rotasi , sekitar 8 bulan setelah pemindahan dan sebelum ditanam di lapangan
b) CULLING HANYA BOLEH DILAKUKAN OLEH STAFF YANG BERPENGALAMAN
c) Tanaman yang Abnormal harus di identifikasi oleh staff yang berpengalaman dan di konsultasikan dengan Senior Technical Advisor sebelum diambil tidakan
2.6.7.. HAMA DAN PENYAKIT
Untuk mengendalikan Hama dan Penyakit yang Khusus, lihat POSTING HAMA & PENYAKIT
2.6.8. WAKTU TANAM DILAPANGAN
Umur yang optimum untuk ditanam di lapangan adalag antara 10 hingga 12 bulan
2.6.9. PEMUTARAN POLYBAG
Dua minggu sebelum ditanam di lapangan, polybag harus diputar 180 derajat untuk memutus akar yang telah kontak dengan tanah. Selepas perlakuan ini, bibit harus disiram air.
No comments:
Post a Comment