PEMUPUKAN
8.0 UMUM
Pemupukan adalah salah satu hal penting dalam budidaya perkebunan kelapa sawit dan menjadi salah satu komponen biaya yang tertinggi . Agar memastikan tanaman kelapa sawit menjadi sehat dan dapat memberikan hasil yang tinggi maka ketersediaan unsur hara yang cukup melalui pemupukan menjadi sangat penting.
8.1 PEMUPUKAN DI NURSERY
Lihat Post Pembibitan
8.2 PEMUPUKAN DI LAPANGAN
8.2.1 Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
i) Mulching dengan Tandan Kosong
Perlakuan Mulching dengan Tandan Kosong sudah terbukti sangat baik bila dilakukan segera setelah tanam palma, karena akan membantu pertumbuhan palma lebih baik.
Dari gambaran diatas, perlakuan Mulching sebaiknya dilakukan pada semua area yang baru ditanami , dengan pedoman praktis digambarkan sebagai berikut :
a) Jumlah, Waktu, frekuensi dan Metoda Aplikasi
Mulching Tandan Kosong di berikan dalam jumlah 25 ton per ha per tahun untuk satu kali aplikasi, membentuk tiga lapis lingkaran yang mengelilingi dan bertitik pusat pada pohon sawit. Penyusunan Tandan Kosong tidak boleh bertumpuk, cukup satu lapis saja di tiap linkaran dan di mulai dati lingkaran yang paling dekat dengan pohon sawit. Pada tanah yang marginal, perlakuan Mulching harus dua rotasi.
Hasilnya harus di periksa secara periodik agar tidak menjadi sarang Kumbang Oryctes . Apabila dalam pengecekkan dijumpai kumbang tersebut, maka harus segera dilakukan tindakan pembasmiannya sesegera mungkin.
b) Ketersediaan Tandan Kosong
Mengingat ketersediaan Tandan Kosong di Pabrik Kelapa Sawit terbatas, maka Perlakuan Mulching dimulai di area dimana pohon sawit muda terlihat cukup menderita kekeringan dan tumbuh buruk.
ii) Pemupukan
Lihat POST PUPUK & PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
8.2.2 Tanaman Menghasilkan ( TM )
i) Untuk area Tanaman Menghasilkan, perencanaan dan aplikasi pemupukan dibuat atas dasar hasil analisa daun yang dipadu dengan mempertimbangkan faktor-faktor lainnya
ii) Pada umur 3 – 8 tahun, di rekomendasikan sebanyak tiga rotasi pemupukan per tahun sebagai berikut :
a) satu rotasi dengan dosis untuk mengkoreksi atau menyesuaikan hasil dari analisa daun
b) dua rotasi lainnya dengan dosis perawatan normal
iii) Pada umur diatas 8 tahun, direkomendasikan dua rotasi pemupukan sebagai berikut :
a) satu rotasi dengan dosis untuk mengkoreksi atau menyesuaikan hasil dari analisa daun
b) satu rotasi lainnya dengan dosis perawatan normal
iv) Pada Areal Replanting, Pemupukan tidak perlu dilakukan
8.3 APLIKASI PUPUK
8.3.1 Waktu Pemupukan
i) Pemupukan tidak dibenarkan dilakukan di musim Hujan yang deras diatas 200 mm per bulan, karena akan tercuci dan terbawa air hujan
ii) Pemupukan juga tidak boleh dilakukan pada m usim kemarau yang kering, pemupukan yang baik dilakukan pada saat hujan dengan curah hujan antara 100 – 200 mm per bulan
iii) Proses perencanaan perlu mendapat perhatian khusus , terutama dalam hal penentuan Saat Pemesanan pupuk dan Waktu Delivery nya. SETIAP PROBLEM YANG MUNCUL BERKENAAN DENGAN SUPPLY DAN DELIVERY PUPUK HARUS DITANGANI KHUSUS OLEH DIREKSI PERUSAHAAN.
8.3.2 Tempat Pemupukan
i) Tanaman Belum Menghasilkan ( 1 – 3 tahun)
a) Pada aplikasi pemupukan dua rotasi awal, pupuk ditebar di dalam piringan sedekat mungkin dengan tanaman agar penyerapan oleh akar dapat maksimum.
b) Aplikasi pada rotasi selanjutnya, pupuk ditebar didalam piringan secara merata, namun berjarak lebih 15 cm dari pohon.
ii) Tanaman Menghasilkan
a) Bagi tanaman muda ( < 6 tahun), penebaran pupuk di piringan harus jauh dari pohon. Penebaran pupuk harus semakin jauh dari pohon, seiring dengan besarnya piringan dan membesarnya pohon.
Bagi pohon yang lebih tua ( > 6 tahun), penebaran pupuk harus sejajar dengan ujung pelepah terluar. Aplikasi Abu Janjang dan Ground Magnesium Limestone ( GML) juga harus ditebar sejajar dengan ujung pelepah terluar dan jangan bersamaan dengan Pupuk Amonium.
Pemupukan disini harus ditebar merata dan tidak dibenarkan ditumpuk membentuk lingkaran di dekat seputar pohon.
Sistim perakaran Sawit seperti terlihat pada gambar menunjukkan bahwa perakaran aktif terletak antara 1,5 m hingga 4 m dari batang pohon sawit. Pada posisi inilah penebaran pupuk dan air akan di serap dengan efektif oleh sistim perakaran dari tanaman sawit
Gambar 8.1. Sistim Perakaran Kelapa Sawit
i) Tanaman di kemiringan Tanpa Teras
Pada areal tanaman di kemiringan tanpa teras, perlakuan pemupukan harus dilakukan dengan cara-cara yang khusus agar tidak sia sia karena mudah terhanyut oleh air hujan. Berikut ini diuraikan metoda pemupukannya sebagai berikut :
a) Buat empat buah lubang sedalam 6 inci di mengelilingi pohon pada piringan.
b) Kemudian masukkan pupuk kedalam lubang dan tutup.
Contoh : Apabila tiap satu pohon kelapa sawit akan dipupuk sebanyak 1 kg,
maka tiap lubang yang sudah dibuat diisi pupuk sebanyak 250 gr.
Semua pupuk di aplikasikan dengan cara yang sama, kecuali untuk Borate dan RP. Aplikasi RP harus ditebar, sedangkan Borate direkomendasikan untuk digunakan pada dosis rendah dan ditebar di sekeliling dekat pohon.
8.1.1 Pupuk untuk Tanaman Sisipan
Tanaman Sisipan harus dipupuk dengan 1 kg CCM 55 ( 15 : 15 : 6 : 4 ) pada saat tanam.
8.1.2 Aplikasi Pemupukan secara Mekanis
Pada areal yang rata, penggunaan Traktor yang dilengkapi dengan Penabur Pupuk jenis Turbo Spin adalah sangat ideal untuk memupuk diantara gawangan. Cara ini terbukti mampu mereduksi waktu aplikasi dan menghemat biaya serta dapat mencakup arean yang luas.
i) Metoda Aplikasi
a) Sebelum Operasi, areal yang tidak mungkin dilalui Traktor harus diberi Tanda yang jelas di perbatasannya, di pinggir jalan, di pinggir jurang atau di tempat yang mudah terlihat.
b) Sebaiknya gunakan Traktor 4 WD untuk dapat mencakup areal yang luas dalam waktu yang singkat. Rencanakan dengan jelas rute pergerakan Traktor.
c) Gunakan penyaring untuk menyaring pupuk yang menggumpal dan batu-batu atau material lainnya agar tidak merusak alat pengaduk, piringan, hopper dan gearbox
d) Gunakan alat kalibrasi untuk mengatur volume semprot. Lakukan uji coba dan atur ulang hingga di peroleh volume semprot yang diinginkan.
e) Cuci hingga bersih Turbo Spin tiap hari selepas digunakan.
8.1.3 Pemupukan di Area Berat
i) Kebun harus melakukan identifikasi areal dimana tanaman tumbuh merana guna memberi tambahan pupuk tertentu. Beri tanda dengan dengan kain putih selebar 7,5 m diikat pada batang pohon yang paling terlihat dari jalan.
ii) Managemen harus segera mengundang ahli dari Balai penelitian untuk melakukan pengkajian problem Hara dan segera dilakukan tindakan perbaikan
8.1.4 Pengawasan
Pengawasan langsung dengan ketat harus dilakukan pada setiap aplikasi pemupukan
Pengawasan yang baik, salah satunya adalah dengan menghitung kembali karung bekas di hari yang sama pada saat pekerjaan pemupukan selesai. SEMUA STAF KEBUN HARUS BERTINDAK SEBAGAI PENGAWAS PEMUPUKAN.
8.1.5 Pengaruh Antagonistis pada Unsur Hara
i) Pengaruh Antagonistis antara Pupuk Ammonium (N) dengan Alkaline
Aplikasi Pupuk Ammonium seperti Ammonium Sulphat, Ammonium Khlorida dan Amonium Nitrat harus menunggu 4 minggu setelah aplikasi Pupuk Alkalin seperti Abu Janjang dan GML di areal yang sama. Aplikasi secara bersama-sama akan menyebabkan Nitrogen menjadi hilang
ii) Pengaruh Antagonistis antara Pupuk Kalium (K) dan Magnesium (Mg) atau Calsium (Ca)
Pupuk Kalium seperti Kalim Muriate dan Abu janjang tidak boleh di aplikasikan bersama-sama dengan Pupuk Magnesium seperti Kieserite atau GML karena efek antagonistis antara Mg dan K dan Ca ( Calsium dari GML). Interval antara kedua jenis pupuk itu minimal 3 minggu dan kalau bisa K di aplikasikan lebih dulu.
8.2 PEMBUATAN LABEL PUPUK
Bila memungkinkan karung pupuk yang dibeli dari supplier di beri label khusus sesuai spesifikasi yang diminta oleh kebun seperti terlihat pada gambar 8.2. Bagian administrasi Gudang harus segera melaporkan bila isi tidak sesuai dengan label yang tertera.
PT.RSA
Nama Kebun : PT. RSA
Tahun Kirim : 2010
Jenis Pupuk : Kalium Muriate
( 60 % K2O )
Berat Kotor : 50 kg
Supllier : PUSRI
Alamat :
Pupuk Milik PT. RSA
8.1 PEMUPUKAN DAN PENGUMPULAN KARUNG
Karung bekas pupuk harus dikumpulkan di hari yang sama dan dicatat oleh bagian administrasi gudang untuk kemudian dilaporkan kepada Plantations Manager.
8.2 SAMPLING PUPUK UNTUK ANALISA
Kebun harus mengambil sampel tiap jenis pupuk untuk dianalisa kualitasnya agar memastikan bahwa pupuk yang dibeli telah sesuai dengan yang di perlukan lapangan. Hasil analisa itu juga berguna, agar ditahun selanjutnya dapat diketahui dengan pasti jenis dan mutu pupuk yang di aplikasikan tahun sebelumnya.
8.2.1 Prosedur Sampling
Sampel Pupuk harus ditempatkan pada bahan yang anti karat dengan intensitas dan frekuensi sebagai berikut :
i) Frekuensi
o Pupuk Nitrogen ( N ) dan Kalium ( K ) : dua sampel per tahun setiap 6 bulan
o Pupuk Compound : dua sample per tahun setiap 6 bulan
o Pupuk lainnya : satu sampel per tahun, diambil dari kiriman pertama.
ii) Intensitas
1 – 10 karung : Apabila jumlah yang dibeli paling banyak hanya 10 karung, maka semua karung harus diambil sampelnya.
11– 50 karung : Lakukan acak sebanyak 10 – 15 karung yang diambil sampelnya
diatas 50 karung : Lakukan acak sebanyak 20 karung yang diambil sampelnya
8.2.2 Metoda Sampling
Pengambilan sampel harus pada posisi karung horisontal dan pengambilan sampel sebanyak 500 g per karung dilakukan dengan alat yang anti karat berbentuk konus meruncing di ujungnya (sama dengan alat sampel beras) . Sampel yang sudah diambil di ratakan dan tempatkan pada kantung yang tahan sobek.
Lakukan acak terhadap karung pupuk dan pilih satu dari setiap tiga puluh karung untuk diperiksa secara fisik. Buka karung yang dipilih dan periksa pupuk dari kontaminasi material bukan pupuk atau kotoran. Bila setiap sampel dijumpai kontaminasi seperti ini, maka seluruh pengiriman pupuk harus di batalkan dan dikembalikan pada supplier.
Pencatatan ketibaan pupuk di kebun dilakukan sebagai berikut :
1. Tanggal Terima
2. Nama Supplier
3. Nomor Purchace Order
4. Nomor Tanda Terima Gudang
5. Nomor kartu timbang
6. Jumlah sample (kantung)
7. Jumlah pemeriksaan fisik (karung)
8. Catatan
9. Nama Pemeriksa
Buku Catatan Penerimaan Buku harus selalu disiapkan untuk diperiksa oleh Plantation Manager.
8.2.3 Membuat LABEL pada Kantung Sampel
Semua sample dalam kantung yang cukup untuk 500 gr dan harus diberi label dengan jelas yang terlindung dalam plastik yang tertutup rapat, untuk dikirim ke laboratorium sebagai berikut :
Nama Perkebunan
Jenis Pupuk
Jumlah Pembelian
Tanggal Terima
Nama Supplier
8.2.4 Pengelompokan Sample
Setelah Pupuk sampel dicampur merata dapat juga di satukan dalam satu karung, atau beberapa karung secukupnya dan dikirim ke Laboratorium untuk di analisa.
Bila kondisi pupuk tidak homogen, sebaiknya tetap dikirim dalam kantung-kantung sampel dengan isi 500 gr per sampel.
8.2.5 Waktu Sampling
Pengambilan sampel harus segera pada saat penerimaan untuk dapat menditeksi dengan cepat kelainan atau kondisi mutu pupuk.