Create Your ad Here

Friday, 27 November 2015

Penyakit Bercak Daun Pada Kelapa Sawit

Penyakit Bercak Daun Pada Kelapa Sawit
Gambar. Gejala hawar daun Curvularia pada bibit
Penyakit-penyakit yang termasuk ke dalam kelompok bercak daun adalah yang disebabkan oleh jamur-jamur patogenik dari genera Curvularia, Cochiobolus, Drechslera dan Pestalotiopsis (Turner, 1981). Bercak daun yang disebabkan oleh Curvularia lebih dikenal sebagai hawar daun curvularia. Penyakit ini terdapat di berbagai perkebunan kelapa sawit di Indonesia, tetapi tingkat serangannya beragam tergantung pada kondisi lingkungan setempat dan tindakan agronomik yang dijalankan (Purba, 1996 ; 1997 dan 2001).
Gejala
Umumnya dijumpai di PU tetapi gejala awal bisa jadi telah dimulai sejak di PA. Serangan dapat terjadi selama periode kering dan basah. Gejala awal tampak berupa bintik kuning pada daun tombak atau yang telah membuka, bercak membesar dan menjadi agak lonjong dengan panjang 7-8 mm berwarna coklat terang dengan tepi kuning atau tidak, bagian tengah bercak kadang kala tampak berminyak. Pada gejala lanjut bercak menjadi nekrosis, beberapa bercak menyatu membentuk bercak besar tak beraturan. Pada beberapa kasus bagian tengah bercak mengering, rapuh, berwarna kelabu atau coklat muda .

Penyebab
Penyakit bercak daun kelapa sawit disebabkan oleh beberapa spesies jamur, antara lain Curvularia eragrostidis, Curvularia spp., Drechslera halodes, Cochliobolus carbonus, Cochliobolus sp, dan Pestalotiopsis sp. Jamur-jamur tersebut menyebar dengan spora melalui hembusan angin atau percikan air yang mengenai bercak (Turner, 1971 dan 1981 ; Domsch et al., 1980 ; Ellis, 1976 ; Hanlin, 1990).

Faktor pendorong
Populasi bibit per satuan luas terlalu tinggi atau terlalu rapat (< 90 cm), atau keadaan pembibitan yang terlalu lembab. Kelebihan air siraman dan cara penyiraman yang tidak tepat. Kebersihan areal pembibitan  yang kurang terpelihara. Banyak gulma yang merupakan inang alternatif bagi patogen, terutama dari keluarga Gramineae di dalam atau di sekitar areal pembibitan. Aktivitas pekerja di pembibitan.

Pengendalian
Menjarangkan letak bibit menjadi ³ 90 cm. Mengurangi volume air siraman sementara waktu. Penyiraman secara manual menggunakan gembor lebih dianjurkan, dan sebaiknya diarahkan ke permukaan tanah dalam polibek, bukan ke daun. Mengisolasi dan memangkas daun-daun sakit dari bibit yang bergejala ringan-sedang, selanjutnya disemprot dengan fungisida thibenzol, captan atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% tiap 10-14 hari, daun pangkalan harus dibakar. Memusnahkan bibit yang terserang berat.

Selain dua penyakit penting di atas masih ada beberapa penyakit lain antara lain: penyakit busuk akar, penyakit busuk pupus, penyakit busuk pangkal atas, penyakit marasmius dan penyakit karat daun. Penyakit-penyakit ini keberadaannya kurang merugikan di perkebunan kelapa sawit.

Monday, 23 November 2015

Cara Pembuatan Tapak Kuda Kelapa Sawit

Cara Pembuatan Tapak Kuda Kelapa Sawit. Salah satu cara konservasi tanah dan air pada lahan miring adalah dengan pembuatan tapak kuda. Tapak kuda memiliki nama unik karena bentuknya mirip dengan tapak kuda yaitu tanah yang di ratakan berbentuk melingkar di sekeliling tanaman.

Adapun fungsi dari tapak kuda adalah sebagai berikut :
1.       Mempermudah aktivitas pekerja
2.       Menampung unsur hara dan air
3.       Mengurangi terjadinya erosi tanah
4.       Mengurangi kehilangan unsur hara
5.       Meningkatkan produktivitas pekerja

Tapak kuda memiliki ukuran standart  3 m x 3 m sampai 4 m x 4 m hal ini bertujuan agar kegiatan yang dlaksanakan di perkebunan kelapa sawit menjadi terbantu karena di perlukan piringan yang lebar.


Cara Pembuatan tapak kuda
1. Memancang areal yang akan dibuat tapak kuda
2. Permukaan tanah dibersihkan dari humus, akar-akar, tunggul dan kayu.
   3. Tanah galian disusun untuk tanah bagian yang ditimbun, akan lebih baik jika menggunakan  tanah yang dimasukkan kedalam karung sebagai benteng
4. Pengerasan (penggeblekan) dilakukan hingga tanah timbunan menjadi padat
5. Tanah timbunan dibentuk hingga memiliki kemiringan 50 – 100.
6. Kemudian dibuat benteng kecil di pinggir tanah timbunan.
           

Agar dapat bertahan lama maka sebaiknya dilakukan pemeliharaan tapak kuda setiap 3 tahun sekali dengan memperbaiki kembali permukaan dan memadatkan pinggirannya karena biasanya sering terjadi kerusakan karena dinding menjadi longsor.

Saturday, 21 November 2015

Cara Pemupukan Kelapa Sawit yang Sering Digunakan

Cara Pemupukan Kelapa Sawit yang Sering Digunakan
Ilustrasi pemupukan kelapa sawit
Sekali pun sawit termasuk tanaman keras. Pohon sawit tetap memerlukan perawatan dan pemupukan. Perawatan di sini adalah membersihkan “piringan” pada tanaman kelapa sawit agar buah dalam tandan tidak terganggu hama. Piringan adalah bulatan di sekeliling tanaman sawit yang tidak boleh ditumbuhi rumput. Supaya tanaman kelapa sawit tetap tumbuh subur dan berbuah lebat, diperlukan pemupukan kelapa sawit.

Pemupukan kelapa sawit dalam hal ini tidak bisa dilakukan sembarangan atau terus-menerus setiap hari diberi pupuk. Waktu pemupukan kelapa sawit biasanya dilakukan ketika curah hujannya kecil dan tidak boleh ketika sedang musim hujan. Pupuk yang baik sebaiknya dapat memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran. Sehingga proses pemupukan kelapa sawit bisa berjalan dengan baik. Dengan kata lain dalam pemupukan kelapa sawit juga harus diperhatikan prosedurnya untuk hasil yang maksimal.

Pemupukan kelapa sawit dilakukan 2 – 3 kali dalam setahun tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur atau kondisi tanaman. Khusus untuk pemupukan kelapa sawit pada tanah berpasir atau lahan gambut dianjurkan untuk dilakukan pemupukan kelapa sawit yang lebih banyak. Pemupukan kelapa sawit yang banyak mungkin baik bagi tanaman sawit, tetapi perlu dipikirkan dari sisi ekonomisnya juga.

Sebelum melanjutkan, silahkan simak video testimoni berikut ini. Hanya 3 menit dan anda akan rugi kalau melewatkannya.



 Metode dan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit

Bagi pemilik perkebunan kelapa sawit, prosedur pemupukan kelapa sawit mungkin sudah tidak asing lagi, tetapi terkadang meskipun sudah berkebun kelapa sawit dan sudah melakukan pemupukan kelapa sawit masih saja ada kelapa sawit yang tidak tumbuh dengan baik. Atau Anda sering kali mengalami gagal panen dikarenakan buah kelapa sawit yang kurang maksimal, apalagi bagi Anda yang belum atau ingin membuka perkebunana kelapa sawit perlu mengetahui prosedur pemupukan kelapa sawit ini.

Pemupukan kelapa sawit merupakan salah satu proses yang sangat penting untuk mempertahankan produksi buah kelapa sawit. Pohon kelapa sawit ini berbuah sekitar dua minggu sekali, atau dengan kata lain pemilik kebun kelapa sawit akan panen kelapa sawit setiap dua minggu sekali. Namun, setiap periode dua minggu tersebut bukan tidak mungkin buah yang dihasilkan tidak sama. Terkadang dua minggu pertama panen besar, tetapi selang dua minggu ke empat agak menurun. Hal ini bisa saja disebabkan dari prosedur pemupukan kelapa sawit yang belum maksimal.

Siapa yang tidak ingin melihat hasil panen kelapa sawitnya bertahan setiap kali panen atau malah bertambah?
Semuanya pasti menginginkan hasil panen yang maksimal setiap kali panen. Selain perawatan membersihkan piringan pada tanaman sawit, memberihkan rumput dibawah batang berjarak satu meter disekelilingnya, melakukan dodos tandan, tentu saja pemupukan kelapa sawit tidak boleh ditinggalkan.

Tidak semua petani kelapa sawit berhasil mempertahankan prosedur pemupukan kelapa sawit setiap saat, karena ada kalanya proses pemupukan kelapa sawit tidak berjalan dengan baik. Bahkan ada juga yang sering kali gagal melakukan pemupukan kelapa sawit, sampai harus mengganti pupuk. Kegagalan tersebut dikarenakan minimnya atau ketidaktahuan dalam memberikan dosis pada saat proses pemupukan kelapa sawit berlangsung. Lalu bagaimana metode memberikan dosis untuk proses pemupukan kelapa sawit ini? 

Berikut beberapa metode memberikan dosis untuk pemupukan kelapa sawit:
  1. Pemupukan boleh dilakukan dengan menggunakan metode atau sistem tebar dan sistem benam. Petani kelapa sawit harus memperhatikan metode mana yang cocok untuk kebun kelapa sawitnya. Jika tidak menerapkan metode yang tepat, kemungkinan panen yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan.
  2. Apabila menggunakan sistem tebar, sebaiknya pupuk ditebarkan di pinggir piringan antara jarak 0,5 meter pada tanaman muda kelapa sawit, sedangkan untuk tanaman kelapa sawit yang sudah tua atau dewasa, pemupukan kelapa sawit diberikan pada jarak antara 1 – 2,4 meter. 
  3. Pada sistem benam (pocket), pemupukan kelapa sawit diberikan pada 4 sampai dengan 6 lubang pada piringan di sekeliling pohon kelapa sawit. Lalu lubang ditutup lagi supaya pupuk meresap. Sistem benam cenderung digunakan pada areal yang relatif rendah. Sedangkan pada areal gambut atau pasir mudah mengalami erosi. 
  4. Metode pemupukan kelapa sawit bisa dilakukan dengan cara-cara manual atau modern. 
  5. Cara pemupukan kelapa sawit manual dengan menggunakan tenaga manusia dan satu persatu. Sedangkan cara pemupukan kelapa sawit modern menggunakan pesawat terbang atau bisa juga menggunakan traktor. Selama ini pemupukan kelapa sawit secara manual adalah yang paling umum dilaksanakan karena lebih murah dan lebih teliti. 
  6. Pemupukan kelapa sawit biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni saat awal musim dan akhir musim penghujan. 
  7. Apabila pemupukan kelapa sawit menggunakan NPK 15-15-15, dosis perpohonnya sebanyak 4 kg ditambah DSP 1 kg perpohon. 
  8. Penggunaan kompos untuk tandan sawit, sedangkan bahan organik berguna untuk lahan yang kurang kandungan organiknya.
Cara Sederhana Pemupukan Kelapa Sawit

Dosis dan metode pemupukan kelapa sawit sudah kita pelajari dari penjelasan di atas. Apa yang telah di uraikan tersebut tidak akan berhasil jika kita tidak mencobanya. Untuk mencoba metode dan dosisi pemupukan kelapa sawit tersebut tidak perlu dilakukan secara besar-besaran langsung, tetapi dilakukan terlebih dahulu dengan cara yang sederhana. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan dalam pemupukan kelapa sawit yang akan dilakukan, dan tentu saja untuk menghindari kegagalan.

Pada dasarnya pemupukan kelapa sawit tidak perlu dilakukan secara berlebihan, cukup dengan cara yang sederhana, Anda sudah bisa mendapatkan hasilnya. Satu hal yang terpenting pada saat melakukan pemupukan kelapa sawit ini adalah ketekunan dan ketelitian. Dosis yang dibuat jika tidak sesuai dengan takarannya yang tepat akan berdampak buruk pada pohon kelapa sawit. Demikian juga halnya dengan aturan pemberian pupuk yang terlalu sering juga tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.

Terutama bagi Anda yang baru merintis membuka perkebunan kelapa sawit, sebaiknya yang Anda lakukan adalah melakukan pemupukan kelapa sawit dengan cara yang sederhana. Bagaimana cara sederhana melakukan pemupukan kelapa sawit itu? 

Berikut beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan pada saat pemupukan kelapa sawit:
  1. Bersihkan terlebih dahulu “piringan” pada tanaman kelapa sawit dari rumput dan alang-alang. Sebab, hal ini bermanfaat bagi pohon kelapa sawit dan tandan buah sawit. Sehingga pemupukan kelapa sawit yang akan dilakukan bisa berjalan mulus dan meresap maksimal ke dalam pohon kelapa sawitnya.
  2. Khusus untuk areal datar, pupuk ditabur merata 0,5 m dari pohon kelapa sawit sampai pinggiran melingkar. Lakukan hal yang sama untuk semua pohon kelapa sawit yang berada di areal datar tersebut secara merata. 
  3. Tempat penyebaran pupuk adalah tempat pupuk ditaburkan. Artinya jangan menyebarkan pupuk yang bukan semestinya atau tidak ditempatnya, karena akan mempengaruhi proses pemupukan kelapa sawit yang dilakukan. 
  4. Jika terdapat jenis pupuk yang tidak boleh dicampur. Sebaiknya tempat penaburannya dipisahkan dan diberi jarak sekitar 12 hari antara satu pupuk dengan pupuk yang lainnya. 
  5. Pupuk dianjurkan untuk disebarkan pada pohon kelapa sawit yang memiliki akar-akar rambut paling banyak. Letaknya kira-kira dekat mahkota daun bagian yang terluar dari kelapa sawit. 
  6. Pemupukan kelapa sawit yang akan disebarkan haruslah benar-benar berbentuk remah, bukan gumpalan-gumpalan seperti yang terdapat pada pupuk Urea dan lain sebagainya. Jadi sebelum melakukan pemupukan kelapa sawit, perhatikan pupuknya jika sudah berbentuk remah baru boleh disebarkan, tetapi jika belum, gumpalan pupuk harus kita hancurkan menjadi remah. 
  7. Gunakanlah selalu alat takaran pemupukan kelapa sawit supaya dosis pemupukan bisa tepat dalam penggunaannya. Pupuk memang baik untuk merangsang pertumbuhan buah kelapa sawit, tetapi jika berlebihan bukannya baik malah akan berakibat buruk.
Tempat Penaburan Pupuk pada Kelapa Sawit

Nah, tempat untuk menabur pupuk atau lokasi yang dipilih sebagai tempat untuk melakukan pemupukan kelapa sawit adalah sebagai berikut:
  1. Bokoran
  2. Ujung bokoran 
  3. Ujung pelepah
Cara Memupuk
  1. Top dressing, disebar dari atau langsung ditabur di atas tanah.
  2. Furrow application, di dalam rorak-rorak atau di pinggir guludan. Rorak atau guludan adalah gundukan dan saluran air. 
  3. Sub Soil placement, memupuk dengan cara dibenam. 
  4. Soil injection, dimasukkan dalam tanah dalam bentuk cairan. 
  5. Stem injection, dimasukkan ke dalam batang. 
  6. Nutritional spray, memupuk melalui daun.
Terakhir dan penting sekali diperhatikan. Pemupukan kelapa sawit harus dibedakan ketika tanaman sawit belum menghasilkan dan ketika tanaman sawit yang sudah menghasilkan. Kedua kondisi ini berbeda cara pemupukannya.

Untuk meningkatkan hasil dan kualitas kelapa sawit anda, sekarang sudah tersedia produk berkualitas karya anak bangsa.
Hanya dengan menambah 3-6kg produk tersebut, bisa miningkatkan bobot dan kualitas hasil panen kelapa sawit anda seperti dalam video diatas.


Silahkan download EBOOK GRATIS PIKAT NASA,
PELAJARI dan SEGERA PESAN KE KAMI.

download ebook

(hanya 2.3 MB)

Untuk informasi, konsultasi dan pemesanan produk, hubungi:
NUR HARYONO “NASA”
ALAMAT: NGADISURYAN KT.I/211 Yogyakarta 55133
HP: 0817 042 9050(XL) 0813 2660 8813(Simpati)
PIN BB: 79F588ED




Hama Penggerek Tandan Buah Kelapa Sawit

Hama Penggerek Tandan Buah Kelapa Sawit
 Gambar 1. Larva T. mundella pada tandan kelapa sawit
Serangga Tirathaba mundella dan T. rufivena dikenal sebagai hama penggerek tandan buah kelapa sawit baik di Indonesia maupun di Malaysia. Pada umumnya hama ini dijumpai terutama pada areal dengan tandan buah dengan fruitset rendah atau terlewat dipanen (Wood & Ng 1974), karena sebagai makanan hama ini. Tirathaba mundella ini biasanya mulai dijumpai di suatu areal kelapa sawit pada saat tanaman sudah mengeluarkan bunga. Pembentukan bunga yang terjadi secara terus-menerus merupakan salah satu faktor pendorong perkembangan populasi hama ini.

Pada saat istirahat ngengat berbentuk segitiga dan berwarna kehijauan untuk T. mundella atau putih keabuan untuk T. rufivena. Rentangan sayapnya berkisar antara 20-25 mm. Ngengat tersebut aktif pada sore menjelang malam hari (Sudharto 2004).

Biasanya telur diletakkan pada tandan buah betina yang sudah mulai membuka seludangnya, meskipun dapat juga dijiumpai pada semua tingkat umur tandan buah. Telur akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari.

Larva biasanya dijumpai pada bunga betina, bunga jantan dan tandan buah. Larva muda berwarna putih kotor, sedangkan larva dewasa berwarna coklat muda sampai coklat tua. Larva tua panjangnya 4 cm dan ditumbuhi dengan rambut-rambut panjang yang jarang. Larva tersebut memakan putik bunga dan daging buah kelapa sawit. Stadia ulat berlangsung selama 16-21 hari atau antara 2-3 minggu yang terdiri dari 5 instar. Menjelang berkepompong larva membentuk kokon dari sisa gerekan dan kotorannya yang direkat dengan benang liur pada tandan buah yang diserang.

Pupa kemudian berubah menjadi imago. Pada sayap depan imago terdapat bercak kecil berwarna hijau, sedangkan pada bagian belakang sayap terdapat bercak berwarna coklat muda kekuningan. Imago betina mempunyai ukuran sayap lebih besar yaitu 24mm, sedangkan imago jantan ukuran sayapnya lebih kecil dari 24mm. Pupa berwarna coklat gelap dan stadia pupa berlangsung sekitar 5-10 hari atau sekitar 1,5 minggu, sedangkan stadia imago berlangsung selama 9-12 hari sehingga total siklus hidupnya adalah lebih kurang 1 bulan (Chan 1973; Hartely 1979; Wood & Ng 1974). Dari semua stadia ini yang merusak adalah stadia ulat atau larvanya.

Gejala dan Kerusakan

Tirathaba mundella banyak menyerang tanaman kelapa sawit muda berumur 3-4 tahunan (Basri et al 1991), tetapi pada kondisi tertentu juga ditemui pada tanaman tua.. Gejala serangannya berupa bekas gerekan yang ditemukan pada permukaan buah dan bunga. Bekas gerekan tersebut berupa faeces dan serat tanaman. Larva T. mundella dan T. rufivena dapat memakan bunga jantan maupun bunga betina. Larva menggerek bunga betina, mulai dari bunga yang seludangnya baru membuka sampai dengan buah matang. Bunga yang terserang akan gugur dan apabila ulat menggerek buah kelapa sawit yang baru terbentuk sampai ke bagian inti maka buah tersebut akan rontok (aborsi) atau berkembang tanpa inti. Akibatnya fruitset buah sangat rendah akibat hama ini. Buah muda dan buah matang biasanya digerek pada bagian luarnya sehingga akan meninggalkan cacat sampai buah dipanen atau juga menggerek sampai inti buahnya. Sisa gerekan dan kotoran yang terekat oleh benang-banang liur larva akan menempel pada permukaan tandan buah sehingga kelihatan kusam.

Pada serangan baru, bekas gerekan masih berwarna merah muda dan larva masih aktif di dalamnya. Sedangkan pada serangan lama, bekas gerek berwarna kehitaman dan larva sudah tidak aktif karena larva telah berubah menjadi kepompong. Serangan hama ini dapat menyebabkan buah aborsi.


Artikel diambil dari : http://kliniksawit.com/hama-sawit/penggerek-tandan.html

Thursday, 12 November 2015

Lethal Yellowing (Penyakit Kelapa Sawit Yang Paling Ditakuti di Dunia)

Lethal Yellowing (Penyakit Kelapa Sawit Yang Paling Ditakuti di Dunia)
Lethal yellowing merupakan penyakit kelapa yang paling merusak di dunia, namun demikian pusat produksi kelapa sawit utama dunia seperti Indonesia, Malaysia, Philipina, kepulauan pasifik masih bebas dari penyakit ini. Sementara itu puluhan ribu hektar pertanaman kelapa telah hancur di daerah Amerika (Florida, Meksiko, dan sejulah negara di karibia), Afrika bagian Barat (Togo, Nigeria, Ghana) dan Afrika Bagian Timur (Tanzania, Kenya).

Penyebab Penyakit

Penyakit ini disebabkan oleh PLO (Phytoplasma like organisms), pertama kali dideteksi di jamaika tahun 1972 (Beakbane et al., 1972; Heinze et al., 1972; Plavsic-Banjac et al., 1972) PLO ini juga telah dikonfirmasi ditemukan di afrika (Dabek et al., 1976; Dollet dan Giannotti, 1976)

Gejala

Gejala yang ditimbul dari berbagai negara yang terserang sangat mirip satu sama lain. Gejala pertama dari penyakit ini adalah gugur buah, yang dimulai dari kelapa yang paling tua. Sementara buah yang baru mau keluar  membusuk dan menghitam. Daun menguning cepat menyebar ke atas, menyebabkan pembusukan bertahap dan kemudian kematian dari kelapa sawit, umumnya kematian terjadi dalam satu tahun sejak gejala pertama
  
Tanaman Inang

Kebanyakan tanam palm rentan terhadap penyakit ini, PLO telah diuji pada paling sedikit 30 spesis palm yang berbeda termasuk palm hias. Luas inang dari penyakit ini menyulitkan untuk identifikasi tingkat toleransi berbagai varietas kelapa terhadap penyakit ini.

Vector

Dari penelitian yang dilakukan di jamaika diduga bahwa Myndus crudus (Cixiidae) merupakan vektor dari penyakit ini (Tsai, 1977), Myndus adiopodoumeensi juga diduga sebagai vektor dari penyakit ini di ghana (Dery et al., 1995)

Tehnik Pengendalian 
  1. Penyakit ini dapat dicegah atau bahkan disembuhkan dengan menyuntikkan antibiotik tetrasiklin (MacCoy, 1972). Cara ini telah digunakan untuk menyelamatkan tanaman palm di Miami, tetapi cara pengendalian ini belum pernah dikonfirmasikan dilakukan di perkebunan.
  2. Dengan mengendalikan Vektor atau mengendalikan inang dari vektor. Di Vanuatu cara pengendalian vektor dilakukan dengan cara menghancurkan akar tanaman Hibiscus tiliocens yang menjadi tempat berkembangnya larva dari M. taffini dan terbukti efektif
  3. Menghilangkan atau menghancurkan tanaman yang terkena penyakit di pertanaman sebelum menyebar ke tanaman lainnya terbukti efekti untuk mencegah penyebaran dari penyakit ini di perkebunan (Dery and Philippe, 1995).
  4. Menanam varietas yang tahan
  5. Dan yang paling penting dan paling efektif adalah mencegah menyebarnya penyakit ini ke daerah-daerah yang bebas (Karantina)