DELAPAN KUNCI PENGELOLAAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT
Sumber gambar: https://deslisumatran.wordpress.com |
Lahan gambut yang telah terdegradasi dan akan dimanfaatkan untuk melakukan budidaya kelapa sawit perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN
Dalam melakukan budidaya tanaman kelapa sawit pada lahan gambut perlu dipertimbangkan dan memastikan lahan gambut sesuai untuk kelapa sawit, dalam hal ini yang paling penting adalah memastikan bahwa lokasi yang akan dipergunakanan tidak bertentangan dengan peraturan, dan layak untuk dilaksanakan usaha.
Keberhasilan dalam budidaya pada lahan gambut juga sangat tergantung pada faktor-faktor pembatas diantaranya adalah: kematangan gambut, kedalaman gambut, kedalaman lapisan pirit, frekuensi dan lama genangan. Dengan ini budidaya kelapa sawit di lahan gambut akan membutuhkan input yang sangat besar.
2. PEMBUKAAN LAHAN YANG BAIK
Pengolahan Lahan Tanpa Bakar/zero burning adalah hal yang harus diperhatikan juga, karena lahan gambut yang sudah kering dan terbakar akan banyak mengalami kerugian, baik kehilangan unsure hara yang terkandung dalam bahan organik, kehilangan musuh alami hama, dan secara umum akan terjadi pelepasan karbon dalam bentuk asap.
- Dampak kebakaran di lahan gambut adalah :
- Terdegradasinya kondisi lingkungan
- Penurunan kualitas fisik gambut
- Terganggunya proses dekomposisi tanah gambut
- Menurunkan keanekaragaman hayati
- Rusaknya siklus hidrologi
- emisi gas karbon-dioksida dalam jumlah besar.
Kebakaran hutan dan lahan gambut telah menimbulkan asap yang berakibat terjadinya pencemaran udara sehingga akan menimbulkan penyakit pernapasan, asma, bronchitis, pneumonia, kulit dan iritasi mata.
- Hilangnya kesempatan ekonomi bagi masyarakat
Dampak langsung kebakaran bagi masyarakat yaitu berupa hilangnya sumber mata pencaharian masyarakat yang masih menggantungkan hidupnya pada hutan (berladang, beternak, berburu/menangkap ikan)serta terganggunya transportasi.
Kegiatan pembukaan PLTB dapat dilakukan dengan Pemotongan pohon, Pemancangan jalur tanam, perumpukan searah jalur tanam, Pembuatan jalan dan saluran tata air, Desain kebun dan Penanaman cover crops
3. TATA AIR (WATER MANAGEMENT)
Tata air merupakan hal yang harus diperhatikan karena sifat tanah gambut yang sudah kering tidak dapat lagi menjadi basah. Beberapa tujuan mengelola air adalah
- Mengatur muka air, dipertahankan pada 50-75cm (ruang akar)
- mencegah pengeringan dan penurunan muka gambut
- mencegah oksidasi pirit (tanah sulfat masam)
- mencegah akumulasi garam (salinitas) - mencuci zat yang meracun
- Benteng berfungsi untuk menahan air pasang, sepanjang laut- sungai- parit
- Parit berfungsi untuk mengumpulkan- menyalurkan air keluar kebun
- Pintu air berfungsi untuk mempertahankan muka air, menahan air pasang
Bertujuan untuk pamadatan gambut sehingga daya topang terhadap tanaman meningkat dan tanaman tidak mudah doyong
5. PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN KUALITAS JALAN
- Pemasangan gambangan dari batang kayu
- Membran geoteks (optional)
- Penimbunan dengan tanah mineral (20-30cm)
- Perataan dan pemadatan
- Pengerasan dengan pasir dan kerikil/batu
- Upaya penggalian produksi
- Masa TBM dan TM
- Penunasan
- Pengendalian gulma
- Pengendalian hama dan penyakit (Integrated Pest Management)
- Pemeliharaan jalan
- Perbaikan kualitas panen
- Perawatan sarana panen
Pada gambut subur, jenis dan dosis pupuk hampir sama dengan pada tanah mineral. sedangkan pada gambut dgn kadar ca dan mg relatif lebih tinggi dibanding k, 1) tidak perlu pengapuran, dan 2) aplikasi dosis kcl 3,0 – 5,0 kg/phn/thn, Pupuk mikro wajib diberikan (Cu, Zn, Fe, B)
8. WASPADA TERHADAP API
Antisipasi terjadinya kebakaran lahan dan kebun diperlukan beberapa hal diantaranya adalah pembangunan menara pengawas api, penyiapan sarana dan prasarana pemadam api, perlunya marka tingkat bahaya api dan pembuatan organisasi pengendalian kebakaran.
Sumber : http://ditjenbun.pertanian.go.id/
No comments:
Post a Comment