Jenis Dan Sifat Pupuk
Sumber Hara
1. Tanah
2. Residu tanaman : Pelepah, Tandan Kelapa Sawit, Abu janjang, Limbah cair dan kacangan penutup tanah.
3. Pupuk An-Organik : Tunggal, Campur, Majemuk, Majemuk khusus
Pupuk An-Organik
1. Pupuk tunggal : Mengandung satu hara utama, tidak terlalu mahal per kg hara, mahal dibiaya kerja, mudah diberikan sesuai rekomendasi.
2. Pupuk Campur : Campuran beberapa pupuk tunggal secara manual, sekali aplikasi, tidak semua pupuk dapat dicampur, keseragaman campuran beragam, sulit untuk diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
3. Pupuk Majemuk : Satu formulasi mengandung beberapa hara utama, harga per kg hara mahal, sekali aplikasi, mudah disimpan, biaya aplikasi murah, sulit diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
4. Pupuk Majemuk Khusus : Pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, seperti dalam bentuk tablet atau pelet. Harga per satuan hara lebih mahal dibandingkan pupuk lainnya, efektivitas masih perlu diuji.
Sifat Pupuk
Sifat pupuk sangat beragam sehingga pemilihan pupuk hendaknya mengacu pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang telah ada.
Pencampuran Beberapa Jenis Pupuk Unsur Hara yang Diambil Tanaman
Jumlah Unsur Hara yang diangkut oleh tanaman Kelapa Sawit dari dalam tanah per
Ha/tahun.
Jumlah Pupuk yang diangkut oleh Tanaman Kelapa Sawit per Ha/tahun
Dihitung berdasarkan data jumlah hara oleh Siahaan et.al (1990)
Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
· Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, kondisi visual tanaman.
· Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadual, umur tanaman.
· Pada waktu satu bulan, ZA ditebar dari pangkal batang hingga 30 – 40 Cm.
· Setelah itu ZA, Rock Phosphate, MOP dan Kieserit ditaburkan merata hingga batas lebar tajuk.
· Boron ditebarkan diketiak pelepah daun
· ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktuyang berdekatan.
· Rock Phosphate tidak boleh dicampur dengan ZA. Rock Phosphate dianjurkan diberikan lebih dulu dibanding pupuk lainnya jika curah hujan > 60 mm.
· Jarak waktu pemberian Rock Phosphate dengan ZA minimal 2 minggu.
Pupuk MOP tidak dapat diganti dengan Abu Janjang Kelapa Sawit.
Standar Dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Pada Tanah Gambut :
Pada Tanah Gambut :
*) Setelah tanam di lapangan
Standar Dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Pada Tanah Mineral :
Pada Tanah Mineral :
Sumber : Siahaan et.al (1990)
Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)
· Sasaran pemupukan : 4 T ( Tepat jenis, dosis, waktu dan metode)
· Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasil analisa daun, jenis tanah, produksi tanaman, hasil percobaan dan kondisi visual tanaman.
Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan sebaran curah hujan.
Standar Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan ( TM )
Pada Tanah Gambut :
Pada Tanah Gambut :
Standar Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan (T M )
Pada Tanah Mineral :
Pada Tanah Mineral :
Waktu Dan Frekwensi Pemupukan
Waktu Pemupukan
1. Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
2. Pupuk Dolomit dan Rock Phosphate diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP (KCl) dan rea/Z A.
3. Jarak waktu penaburan Dolomit/Rock Phosphate dengan Urea/Z A minimal 2 minggu.
4. Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua) bulan.
Frekwensi Pemupukan
1. Pemupukan dilakukan 2 – 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur – kondisi tanaman.
2. Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekwensi yang lebih banyak.
3. Frekwensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun lainnya
Metode Pemupukan
Cara Pemupukan
1. Pemupukan dilakukan dengan sistem tabur dan sistem benam (Pocket) serta yang mutahir melalui Injeksi Batang
2. Pada sistem tebar, pupuk ditebarkan di piringan pada jarak 0,5 meter hingga pinggir piringan pada tanaman muda, dan pada jarak 1 – 2,4 meter pada tanaman dewasa.
3. Pada sistem pocket, pupuk diberikan pada 4 – 6 lubang pada piringan disekeliling pohon. Kemudian lubang ditutup kembali. Sistem pocket disarankan pada areal rendahan, areal perengan ataupun pada tanah pasiran yang mudah tercuci/tererosi.
4. Pada tapak kuda, 75 % pupuk diberikan pada areal dekat tebing. Untuk mengurangi pencucian, pupuk ini sebaiknya diaplikasikan dengan sistem pocket.
Pupuk Tabur
– Waktu aplikasi tidak dilakukan pada saat musim puncak hujan (namun penguapan akan tetap terjadi dan cuaca tidak dapat dikendalikan oleh manusia)
– Pengawasan dalam aplikasi pemupukan di perketat dengan sistim giring (block by block per afdeling)
– Pengaturan dalam penyimpanan harus diatur seksama (terutama peletakan dari atas lantai, jumlah karung tiap tumpuk dan FIFO)
Pupuk Tablet
– Perlu dilakukan uji material
– Perlu dilakukan “Corrective Manuring” atau tindakan lanjutan untuk melengkapi unsur yang kurang dalam formula pupuk tablet.
– Perlu dibuat kantong khusus (1 kantong berisi sejumlah tablet yang telah ditentukan) untuk aplikasi per pohon sesuai umurnya.
Pupuk Injeksi Batang (Trunk Injection)
Trunk Injection adalah Sistim Pemupukan Langsung pada Tanaman Kelapa Sawit ( seperti metoda infus pada manusia) yang dimaksudkan untuk memberi KEPASTIAN PENYERAPAN atas sejumlah kebutuhan unsur hara bagi tanaman, tanpa adanya kehilangan akibat dari pencucian dan penguapan seperti pada pemupukan dengan cara konvensional. Dengan sistim ini, pemupukan menjadi memenuhi 3 T, yaitu TEPAT DOSIS, TEPAT TEMPAT dan TEPAT APLIKASI
Tujuan
• Penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi sangat efektif
• Penggunaan material pupuk lebih efisien
• Penghematan biaya pemupukan yang signifikan
• Kemudahan dalam aplikasi pemupukan
• Ramah Lingkungan
Kandungan Hara pada Pupuk Injeksi Batang
Cara Trunk Injection
A. Pelubangan Batang
1. Tinggi Lubang
Pelubangan Batang pohon kelapa sawit dilakukan dengan cara pengeboran dengan titik ketinggian
90 cm dari dasar batang atau dari atas tanah tempat berdirinya batang.
2. Diameter Lubang
Diameter lubang berukuran ½ inci
3. Sudut Kemiringan
Sudut kemiringan harus 45 o mengarah kebawah
4. Kedalaman Lubang
Kedalaman lubang tidak lebih dari 13 inci
B. Bahan dan Alat
• Pipa Pralon berukuran ½ inci dengan panjang 11 inci, yang diujungnya berulir untuk diberi penutup
• Chain Saw atau mesin potong rumput yang dimdifikasi sebagai alat Bor
• Mata Bor ukuran ½ inci dengan panjang minimum 25 cm
• Martil untuk memasukan pralon
• Gergaji pipa
C. Pemasangan Pipa
1. Pipa pada Batang hanya dimasukan sedalam 9 inci
2. Bagian pipa yang berulir,muncul di permukaan batang sepanjang 2 inci
3. Penutup pipa dipasangi kawat lunak yang kemudian diikat pada bagian pipa yang muncul.
Berdasarkan alat yang digunakan, Pemupukan dapat dilakukan secara manual, mekanis, maupun dengan Pesawat terbang.
Pemupukan manual paling umum dan mudah dilakukan.
Pemupukan mekanis menggunakan alat (traktor) penebar pupuk untuk areal yang relatif rata. Cara ini banyak diterapkan karena sulitnya memperoleh tenaga kerja pemupuk
Aerial spraying sesuai untuk aplikasi pupuk padaareal yang sulit terjangkau dan daerah yangsulit memperoleh tenaga kerja.
Standard Pupuk: SNI
Tabel berikut menyajikan beberapa jenis dan sifat pupuk yang umum dipergunakan.
Jenis Pupuk | Rumus Kimia | Kadar Unsur Hara Utama | Reaksi Kemasaman | Bentuk | Warna | Kelarutan dalam air | Higroskopisitas |
UREA | (NH2)2CO | 42 – 46% N | Sedikit masam | Kristral dan butir | Putih | Mudah larut | Higroskopis pada kelembaban nisbi 73% |
ZA (Zwavelzure Ammoniak)/ Ammonium Sulfat | (NH4)2SO4 | 20 – 21% N dan 21 – 27% S | Masam | Kristal | Putih kelam sampai putih kekuningan | Mudah larut | Higroskopis pada kelembaban nisbi 80% |
Natrium Nitrat (NN) | NaNO3 | 16 % N Dan 26% Na | Netral sampai basa | Kristal | Berbagai warna: merah, kuning, kelabu, dan ungu | Mudah larut | Higroskopis pada kelembaban nisbi 72% |
TSP (Triple Super Phosphate) | Ca(H2PO4)2.H2O | 44-52% P2O5 | Netral | Butiran (granul) | Abu-abu | Dapat larut | Tidak higroskopis |
Fosfat Alam (RP= Rock Phosphate) | Ca3(PO4)2 | Sangat beragam tergantung sumbernya. 25 – 38% P2O5 | Netral sampai basa | Tepung (serbuk) | Tergantung sumbernya. Abu-abu keputihan, merah kecoklatan | Kelarutan sangat rendah | Tidak higroskopis |
Kalium Clorida (MOP=Muriate of Potash) | KCl | 52 – 60% K2O, dan 47 % Cl | Netral sampai agak masam | Kristal | Merah, putih kotor | Dapat larut | Kurang higroskopis, pada kelembaban nisbi 84% |
Kalium Sulfat (ZK=Zwavelzure Kali) | K2SO4 | 49-53% K2O | Netral sampai agak masam | Kristal | Putih keabu-abuan | Dapat larut | Kurang higroskopis |
Kieserit | MgSO4.H2O | 27% MgO dan 22% S | Agak masam | Tergantung sumbernya: Kristal dan tepung | Putih keabu-abuan, atau putih | Tergantung sumbernya: Agak sukar larut sampai dapat larut | Tidak higroskopis |
Dolomit | CaMg(CO3)2 | 18-22% MgO, dan 40% CaO | Basa | Tepung | Putih atau putih keabu-abuan | Sukar larut | Tidak higroskopis |
HGFB | Na2B4O7.5H2O | 45% B2O5 | Kristal | Putih kotor | Mudah larut | Higroskopis | |
Copper | CuSO4.5H2O | 26% Cu dan 13% S | Masam | Kristal | Biru | Mudah larut | Higroskopis |
Zinc | ZnSO4.H2O | 36% Zn | Masam | Kristal | Mudah larut | Higroskopis | |
Ferrum | FeSO4.7H2O | 19% Fe | Masam | Kristal | Mudah larut | Higroskopis | |
15:15:6:4 | 15%N, 15%P2O5, 6% K2O, 4% MgO | Netral sampai agak masam | Butir (granul) | Coklat kemerahan | Mudah larut | Agak higroskopis | |
12:12:17:2 | 12%N, 12%P2O5, 17%K2O, 2%MgO | Netral sampai agak masam | Butir (granul) | Merah kecoklatan | Mudah larut | Agak higroskopis | |
13:6:27:4:0.65B | 13%N, 6%P2O5, 27%K2O, 4%MgO, 0.65% B | Butir (granul) | Mudah |
No comments:
Post a Comment