Create Your ad Here

Monday, 25 April 2011

PUPUK & PEMUPUKAN KELAPA SAWIT

Jenis Dan Sifat Pupuk

Sumber Hara

1.    Tanah
2.    Residu tanaman : Pelepah, Tandan Kelapa Sawit, Abu janjang, Limbah cair dan kacangan penutup tanah.
3.    Pupuk An-Organik : Tunggal, Campur, Majemuk, Majemuk khusus

Pupuk An-Organik

1.    Pupuk tunggal : Mengandung satu hara utama, tidak terlalu mahal per kg hara, mahal dibiaya kerja, mudah diberikan sesuai rekomendasi.
2.    Pupuk Campur : Campuran beberapa pupuk tunggal secara manual, sekali aplikasi, tidak semua pupuk dapat dicampur, keseragaman campuran beragam, sulit untuk diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
3.    Pupuk Majemuk : Satu formulasi mengandung beberapa hara utama, harga per kg hara mahal, sekali aplikasi, mudah disimpan, biaya aplikasi murah, sulit diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
4.    Pupuk Majemuk Khusus : Pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, seperti dalam bentuk tablet atau pelet. Harga per satuan hara lebih mahal dibandingkan pupuk lainnya, efektivitas masih perlu diuji.

Sifat Pupuk
      Sifat pupuk sangat beragam sehingga pemilihan pupuk hendaknya mengacu pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang telah ada.









      Pencampuran Beberapa Jenis Pupuk



      Unsur Hara yang Diambil Tanaman
      Jumlah Unsur Hara yang diangkut oleh tanaman Kelapa Sawit dari dalam tanah per
      Ha/tahun.


     Jumlah Pupuk yang diangkut oleh Tanaman Kelapa Sawit per Ha/tahun
     Dihitung berdasarkan data jumlah hara oleh Siahaan et.al (1990)


Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

·         Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, kondisi visual tanaman.
·         Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadual, umur tanaman.
·         Pada waktu satu bulan, ZA ditebar dari pangkal batang hingga 30 – 40 Cm.
·         Setelah itu ZA, Rock Phosphate, MOP dan Kieserit ditaburkan merata hingga batas lebar  tajuk.
·         Boron ditebarkan diketiak pelepah daun
·         ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktuyang berdekatan.
·         Rock Phosphate tidak boleh dicampur dengan ZA. Rock Phosphate dianjurkan diberikan lebih dulu dibanding pupuk lainnya jika curah hujan > 60 mm.
·         Jarak waktu pemberian Rock Phosphate dengan ZA minimal 2 minggu.
    Pupuk MOP tidak dapat diganti dengan Abu Janjang Kelapa Sawit.

     Standar Dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
     Pada Tanah Gambut
:
      *) Setelah tanam di lapangan

     Standar Dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
     Pada Tanah Mineral :

     Sumber : Siahaan et.al (1990)



Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)
·         Sasaran pemupukan : 4 T ( Tepat jenis, dosis, waktu dan metode)
·         Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasil analisa daun, jenis tanah, produksi tanaman, hasil percobaan dan kondisi visual tanaman.
       Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan sebaran curah hujan.

      Standar Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan ( TM )
     Pada Tanah Gambut :

      Standar Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan (T M )
      Pada Tanah Mineral
:

Waktu Dan Frekwensi Pemupukan
Waktu Pemupukan
1.    Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
2.    Pupuk Dolomit dan Rock Phosphate diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP (KCl) dan rea/Z A.
3.    Jarak waktu penaburan Dolomit/Rock Phosphate dengan Urea/Z A minimal 2 minggu.
4.    Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua) bulan.

Frekwensi Pemupukan
1.    Pemupukan dilakukan 2 – 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur – kondisi tanaman.
2.    Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekwensi yang lebih banyak.
3.    Frekwensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun lainnya

Metode Pemupukan
Cara Pemupukan
1.    Pemupukan dilakukan dengan sistem tabur dan sistem benam (Pocket) serta yang mutahir melalui Injeksi Batang
2.    Pada sistem tebar, pupuk ditebarkan di piringan pada jarak 0,5 meter hingga pinggir piringan pada tanaman muda, dan pada jarak 1 – 2,4 meter pada tanaman dewasa.
3.    Pada sistem pocket, pupuk diberikan pada 4 – 6 lubang pada piringan disekeliling pohon. Kemudian lubang ditutup kembali. Sistem pocket disarankan pada areal rendahan, areal perengan ataupun pada tanah pasiran yang mudah tercuci/tererosi.
4.    Pada tapak kuda, 75 % pupuk diberikan pada areal dekat tebing. Untuk mengurangi pencucian, pupuk ini sebaiknya diaplikasikan dengan sistem pocket.

Pupuk Tabur
      Waktu aplikasi tidak dilakukan pada saat musim puncak hujan (namun penguapan akan tetap terjadi dan cuaca tidak dapat dikendalikan oleh manusia)
      Pengawasan dalam aplikasi pemupukan di perketat dengan sistim giring (block by block per afdeling)
      Pengaturan dalam penyimpanan harus diatur seksama (terutama peletakan dari atas lantai, jumlah karung tiap tumpuk dan FIFO)



 Pupuk Tablet
      Perlu dilakukan uji material
      Perlu dilakukan “Corrective Manuring”  atau tindakan lanjutan untuk melengkapi unsur yang kurang dalam formula pupuk tablet.
      Perlu dibuat kantong khusus (1 kantong berisi sejumlah tablet yang telah ditentukan) untuk aplikasi per pohon sesuai umurnya.


            Pupuk  Injeksi Batang (Trunk Injection)
Trunk Injection adalah Sistim Pemupukan Langsung pada Tanaman Kelapa Sawit ( seperti metoda infus pada manusia) yang dimaksudkan untuk memberi KEPASTIAN PENYERAPAN atas sejumlah kebutuhan unsur hara bagi tanaman, tanpa adanya kehilangan akibat dari pencucian dan penguapan seperti pada pemupukan dengan cara konvensional. Dengan sistim ini, pemupukan menjadi memenuhi 3 T, yaitu TEPAT DOSIS, TEPAT TEMPAT dan TEPAT APLIKASI

Tujuan
       Penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi sangat efektif
       Penggunaan material pupuk lebih efisien
       Penghematan biaya pemupukan yang signifikan
       Kemudahan dalam aplikasi pemupukan
       Ramah Lingkungan




    Kandungan Hara pada Pupuk Injeksi Batang

Cara Trunk Injection
A.  Pelubangan Batang 
      1.  Tinggi Lubang
           Pelubangan Batang pohon kelapa sawit dilakukan dengan cara pengeboran dengan titik  ketinggian 
           90 cm dari  dasar batang atau dari atas tanah tempat berdirinya batang.
      2.  Diameter Lubang
           Diameter lubang berukuran ½ inci
      3.  Sudut Kemiringan
           Sudut kemiringan harus 45 o mengarah kebawah
      4.  Kedalaman Lubang
           Kedalaman lubang tidak lebih dari 13 inci






B.  Bahan dan Alat
            Pipa Pralon berukuran ½ inci dengan panjang 11 inci, yang diujungnya berulir untuk diberi penutup
            Chain Saw atau mesin potong rumput  yang dimdifikasi sebagai alat Bor
            Mata Bor ukuran ½ inci dengan panjang minimum 25 cm
            Martil untuk memasukan pralon
            Gergaji pipa

C.  Pemasangan Pipa
      1.  Pipa pada Batang hanya dimasukan sedalam 9 inci
      2.  Bagian pipa yang berulir,muncul di permukaan batang sepanjang  2 inci
      3.  Penutup pipa dipasangi kawat lunak yang kemudian diikat pada bagian pipa yang muncul.

Berdasarkan alat yang digunakan, Pemupukan dapat dilakukan secara manual, mekanis, maupun dengan Pesawat terbang.
Pemupukan manual paling umum dan mudah dilakukan.
Pemupukan mekanis menggunakan alat (traktor) penebar pupuk untuk areal yang relatif rata. Cara ini banyak diterapkan karena sulitnya memperoleh tenaga kerja pemupuk
Aerial spraying sesuai untuk aplikasi pupuk padaareal yang sulit terjangkau dan daerah yangsulit memperoleh tenaga kerja.

  Standard Pupuk: SNI
Tabel berikut menyajikan beberapa jenis dan sifat pupuk yang umum dipergunakan.

Jenis Pupuk
Rumus Kimia
Kadar Unsur Hara Utama
Reaksi Kemasaman
Bentuk
Warna
Kelarutan dalam air
Higroskopisitas
UREA
(NH2)2CO
42 – 46% N
Sedikit masam
Kristral dan butir
Putih
Mudah larut
Higroskopis pada kelembaban nisbi 73%
ZA (Zwavelzure Ammoniak)/ Ammonium Sulfat
(NH4)2SO4
20 – 21% N dan
21 – 27% S
Masam
Kristal
Putih kelam sampai putih kekuningan
Mudah larut
Higroskopis pada kelembaban nisbi 80%
Natrium Nitrat (NN)
NaNO3
16 % N
Dan
26% Na
Netral sampai basa
Kristal
Berbagai warna: merah, kuning, kelabu, dan ungu
Mudah larut
Higroskopis pada kelembaban nisbi 72%
TSP (Triple Super Phosphate)
Ca(H2PO4)2.H2O
44-52% P2O5
Netral
Butiran (granul)
Abu-abu
Dapat larut
Tidak higroskopis
Fosfat Alam (RP= Rock Phosphate)
Ca3(PO4)2
Sangat beragam tergantung sumbernya. 25 – 38% P2O5
Netral sampai basa
Tepung (serbuk)
Tergantung sumbernya. Abu-abu keputihan, merah kecoklatan
Kelarutan sangat rendah
Tidak higroskopis
Kalium Clorida (MOP=Muriate of Potash)
KCl
52 – 60% K2O, dan 47 % Cl
Netral sampai agak masam
Kristal
Merah, putih kotor
Dapat larut
Kurang higroskopis, pada kelembaban nisbi 84%
Kalium Sulfat (ZK=Zwavelzure Kali)
K2SO4
49-53% K2O
Netral sampai agak masam
Kristal
Putih keabu-abuan
Dapat larut
Kurang higroskopis
Kieserit
MgSO4.H2O
27% MgO dan 22% S
Agak masam
Tergantung sumbernya: Kristal dan tepung
Putih keabu-abuan, atau putih
Tergantung sumbernya: Agak sukar larut sampai dapat larut
Tidak higroskopis
Dolomit
CaMg(CO3)2
18-22% MgO, dan 40% CaO
Basa
Tepung
Putih atau putih keabu-abuan
Sukar larut
Tidak higroskopis
HGFB
Na2B4O7.5H2O
45% B2O5

Kristal
Putih kotor
Mudah larut
Higroskopis
Copper
CuSO4.5H2O
26% Cu dan 13% S
Masam
Kristal
Biru
Mudah larut
Higroskopis
Zinc
ZnSO4.H2O
36% Zn
Masam
Kristal

Mudah larut
Higroskopis
Ferrum
FeSO4.7H2O
19% Fe
Masam
Kristal

Mudah larut
Higroskopis
15:15:6:4

15%N, 15%P2O5, 6% K2O, 4% MgO
Netral sampai agak masam
Butir (granul)
Coklat kemerahan
Mudah larut
Agak higroskopis
12:12:17:2

12%N, 12%P2O5, 17%K2O, 2%MgO
Netral sampai agak masam
Butir (granul)
Merah kecoklatan
Mudah larut
Agak higroskopis
13:6:27:4:0.65B

13%N, 6%P2O5, 27%K2O, 4%MgO, 0.65% B

Butir (granul)

Mudah

No comments:

Post a Comment